Kamis, 07 Juli 2022
THE HEART OF JESUS (7)
Ayat Bacaan Hari ini: Yohanes 13:31-35
Ayat Hafalan: Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Yohanes 13:34
Sejak manusia jatuh kedalam dosa, manusia telah terpisah dengan Allah (kehilangan kemuliaan Allah). Manusia yang tadinya dapat berkomunikasi secara bebas dengan Allah telah terisolir dan terpisah dengan Allah. Dosa Adam dan Hawa telah merusak seluruh ciptaan baik Allah, sehingga ciptaan menjadi rusak dan terkontaminasi oleh dosa. Tetapi Allah yang berdaulat, tidak membiarkan ciptaan-Nya terus menerus dalam kerusakan tanpa pemulihan. Itulah sebabnya Yesus lahir sebagai bukti dari pribadi Allah yang adalah kasih (Yoh. 3:16). Kelahiran Yesus Kristus menjadi bukti cintaNya Tuhan atas manusia. Ada dua hal yang patut kita pahami dan renungkan dari kasihNya Tuhan ini:
Pertama, kasih Kristus memberi teladan. Kelahiran Yesus Kristus ialah bukti dari kasih Allah akan manusia. Allah yang adalah pribadi yang Mahatahu akan segala sesuatu, mengetahui bahwa manusia tidak mungkin mencapai Allah. Oleh sebab itu, Allah sendiri yang berinisiatif untuk mendatangi manusia melalui kelahiran-Nya sebagai manusia. Hal ini dikonfirmasi dari frasa yang mengatakan “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini…” (Yoh. 3:16) Secara hurufiah, frasa ini dapat diartikan bahwa Allah begitu mengasihi manusia, sehingga Ia bahkan merelakan Anak-Nya yang tunggal itu, yang dikasihi-Nya. Di dalam Yesus Kristus, Allah telah memberi teladan tentang kasih itu. Dimana kasih itu: “sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong dan sebagainya.” (1 Kor. 13:4-7) Kasih juga rela berkorban, dan itulah yang Allah tunjukkan dalam Kristus Yesus, dimana Ia mengorbankan hidup-Nya, supaya kita yang percaya menjadi hidup oleh hidup-Nya. Kasih inilah yang kiranya diteladani oleh orang-orang percaya, kiranya teladan cinta kasih Kristus yang telah lahir itu, menghidupi kehidupan orang-orang percaya.
Kedua, sebagaimana Kristus telah mengasihi, demikianlah orang-orang pilihan saling mengasihi. Kegerakkan kasih itu bukan oleh manusia, tetapi oleh Allah, sehingga kasih itu tidak akan dilakukan dengan pura-pura. Fondasi dari pengamalan kasih persaudaraan ialah kasih Allah sendiri. Kasih Allah yang dimaksudkan disini ialah agape ”, yakni kasih yang tidak menuntut balas. Yesus yang lahir adalah realitas kasih Allah yang agape itu, sebab Yesus lahir bukan oleh permintaan manusia, tetapi murni dari kasih Allah. Oleh sebab itu, kasih itu tidak akan mungkin dapat terbalaskan oleh tindakan manusia. Dengan demikian, ketika orang-orang pilihan mengasihi, maka kasih itu diamalkan bukan dengan tujuan untuk beroleh berkat dari Allah, tetapi sebagai ucapan syukur terhadap kasih Allah yang begitu besar itu. Jadi, kasih persaudaraan ditunjukkan tidak untuk dibalaskan, tetapi dengan sungguh-sungguh dan tulus ikhlas. Dengan kata lain, cinta kasih Kristuslah yang menajadi motor (penggerak) dari kasih persaudaraan, “…sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.” (Yoh. 13:34)
No responses yet