Selasa, 28 September 2021
TELADAN RENDAH HATI (2)
Ayat Bacaan Hari ini: Filipi 2:1-11
Ayat Hafalan: dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Filipi 2:3-4
(Sambungan…)
Mari belajar untuk menjadi pribadi yang rendah hati dari teladan Tuhan Yesus:
2. Hindari sikap egosentris (ayat 3). Bacaan ini mengajak kita semua untuk tidak mencari kepentingan diri sendiri atau pujian yang sia-sia. Dalam terjemahan NLT, kalimat jangan mencari pujian yang sia-sia diterjemahkan menjadi don’t live to make a good impression on others. Atau jika menggunakan istilah zaman now, maka kalimat ini berarti jangan pencitraan. Jika kita mau belajar untuk rendah hati, jangan pernah jadikan diri kita sebagai pusat. Artinya jangan melakukan segala sesuatu hanya untuk mendapat pujian atau kehormatan bagi diri kita sendiri. Lakukanlah semuanya hanya untuk kemuliaan Allah.
3. Mengutamakan kepentingan orang lain atau kepentingan bersama (ayat 3-4). Sejak kecil, terutama dalam mata pelajaran kewarganegaraan (PPKN) kita diajar untuk selalu mengutamakan kepentingan orang banyak atau kepentingan bersama. Hal ini ternyata sejalan dengan prinsip Alkitab. Kita diminta untuk tidak menganggap diri kita sebagai yang terutama, tetapi perhatikan juga kepentingan orang lain. Bayangkan, betapa indahnya jika kita rela belajar untuk tidak mengutamakan keinginan diri sendiri, tetapi juga keinginan dan kebutuhan orang lain. Maka dari itu perlu ada pengorbanan, berkorban waktu, tenaga, maupun uang. Cara hidup seperti ini dapat kita lihat pada jemaat mula-mula (Kisah para rasul 2:44-45) dalam bacaan itu dikatakan bahwa segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama (ayat 44) mereka juga menjual harta milik mereka dan membagi-bagikannya kepada semua orang (ayat 45). Hal yang membuat ayat 45 ini lebih menarik, kebiasaan ini dilakukan terus menerus dan bukan hanya sekali.
Melakukan ketiga poin itu bukanlah perkara yang mudah. Adalah hal normal jika kita menghendaki pujian dari orang lain. Tapi janganlah pujian yang diberikan pada kita membuat kita semua sombong. Jadikanlah Kristus sebagai teladan dalam hal kerendahan hati.
Kerendahan hati Kristus membuat kita bisa diselamatkan. Kita yang patut dihukum karena dosa dan kesalahan kita, tetapi karena Allah mengasihi kita Ia dengan segala kerendahan hati-Nya mau turun ke dunia. Bukan hanya datang ke dunia, Ia bahkan menyerahakan diri-Nya untuk mati di kayu salib. Kematiannya itulah yang menyelamatkan kita dari dosa. Betapa berartinya kerendahan hati Kristus bagi kita.
Kerendahan hati Kristus sangat berarti bagi kita. Mungkin kerendahan hati kita juga akan sangat berarti bagi orang lain. Menjadi pertanyaan bagi kita yang telah menerima karya keselamatan dan penebusan Kristus, maukah kita belajar untuk rendah hati? Kerendahan hati kita bisa sangat berarti bagi mereka di luar sana yang miskin, tertindas, kelaparan, dan menderita.
No responses yet