Selasa, 30 November 2021
TELADAN KEMURAHAN HATI (2)
Ayat Bacaan Hari ini: Lukas 6:27-36
Ayat Hafalan: Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.” Lukas 6:36
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, salah satu peribahasa populer ini menunjukkan pandangan umum bahwa sifat anak tidak jauh berbeda dengan orangtuanya. Kalau ayah atau ibunya berkarakter negatif, maka tidak heran bila anaknya pun berkelakuan buruk. Jika orangtuanya terkenal baik, anaknya pun diharapkan memiliki sifat yang sama. Hal ini terjadi karena selama hidup dengan orangtuanya, seorang anak akan mempelajari nilai-nilai kehidupan dari mereka. Itu jugalah yang Tuhan kehendaki ketika Dia mengadopsi kita sebagai anak-Nya. Bahkan terlebih dari orangtua kita di dunia, Tuhan ingin kita menjadi serupa dengan Bapa di sorga. Seperti dalam ayat rhema hari ini, salah satu karakteristik-Nya yang Dia ingin kita miliki adalah murah hati.
Murah hati yang Tuhan mau kita kembangkan bukanlah kemurahan yang biasa saja, yang memang dalam batas kemampuan kita. Dia ingin kita memberi seperti Dia memberi tanpa menahan-nahan, hanya sebagian, atau sedikit-sedikit. Tuhan memberi dengan segenap hati, lebih dari cukup, bahkan dengan melimpah. Pemberian-Nya adalah pemberian yang agresif. Hal ini pun terlihat dari cara-Nya memberi kita anak-Nya yang tunggal, supaya kita yang percaya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Dengan mati di kayu salib, Dia telah memberikan diri-Nya sendiri beserta segalanya bagi kita. Inilah kemurahan hati Allah yang sangat radikal. Ini teladan yang Tuhan berikan, supaya kita memberikan yang terbaik dari yang terbaik bagi orang lain, terutama bagi Tuhan. Bukan yang ala kadarnya, yang tersisa, atau yang tidak terpakai.
Jangan hanya bermurah hati pada diri sendiri. Belajarlah untuk berani memberi kepada orang lain, khususnya Tuhan, seperti cara Tuhan memberi. Mulailah memperhatikan kebutuhan orang-orang di sekitar kita, bahkan kepada yatim piatu dan orang-orang jompo. Berikan waktu, tenaga, pikiran, dan talenta kita saat terlibat dalam pelayanan. Percayalah, kemurahan hati seperti Bapa, yang disertai tindakan nyata, jika benar-benar dipraktikkan akan membawa kebangkitan rohani bagi kita semua.
Tuhan memanggil kita sebagai teladan kemurahan hati. Jika ingin melihat orang lain terlepas dari sifat kikir, diri kita sendiri terlebih dahulu harus melepaskan diri dari sifat itu. Jangan menunggu orang lain bergerak, diri kitalah yang pertama kali harus bergerak. Alih-alih menggenggam harta, bermurahhatilah kepada sesama yang saat ini kekurangan atau menderita! Yakinlah kemurahan hati yang kita lakukan nantinya menggerakkan hati banyak orang sehingga mereka dapat turut menjadi orang-orang yang murah hati!
Jadi, bagaimana Anda bisa menemukan kesempatan untuk menunjukkan kemurahan hati? Bisa jadi dengan memberi uang untuk memenuhi suatu kebutuhan – atau menyediakan waktu untuk mendengarkan. Barangkali Anda juga bisa lebih terbuka untuk memberkati orang yang memperlakukan Anda dengan buruk, atau menunjukkan belas kasihan di tengah kecenderungan alami untuk menghakimi. Ingat baik2, bahwa suatu Ketika kelak, anda akan dihakimi menurut standar penghakiman yang Anda terapkan sendiri. Mengembangkan sikap murah hati menuntut kita untuk mengalihkan pandangan kita dari diri sendiri dan berfokus pada Allah – dan orang lain.
Renungan hari ini menutup pembelajaran kita di bulan November 2021 tentang kemurahan hati. Jemaat Imra yang murah hati, jadilah alatNya Tuhan untuk mempermuliakan nama Tuhan dan memperbesar kerajaanNya di muka bumi ini. Sampai bertemu di bulan Desember 2021, segala kemuliaan hanya bagi nama Tuhan Yesus Kristus. Amin – Y.C
No responses yet