Sabtu, 29 Januari 2022
TAHUN PENAMPIAN (20)
Ayat Bacaan Hari ini: Yesaya 11:1-10
Ayat Hafalan: Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik. Yesaya 11:4
(Sambungan…)
Pertobatan merupakan keputusan yang sukarela pada pihak orang yang berdosa yang memungkinkan kasih karunia yang memberi kemampuan kepada mereka untuk melakukannya ketika mereka mendengar dan percaya kepada Injil. Jadi syarat mutlak untuk memiliki dan mempertahankan anugerah keselamatan itu adalah harus adanya pertobatan yang bersumber dari iman percaya bahwa Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat.
Pertobatan sendiri merupakan pesan pokok bagi kita menyambut datangnya Tuhan, karena tidak akan mungkin anugerah keselamatan itu bisa diterima dan diperoleh oleh orang yang masih hidup dalam dosa. Pertobatan adalah buah dari iman kita kepada Tuhan. Untuk itu buah dari pertobatan itu pastilah sukacita yang kekal yang bersumber dari Tuhan kita Yesus Kristus. Untuk itu, mari kita wujudkan pertobatan itu
Apakah pertobatan yang sejati itu? “jadi, hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.” Kalimat ini sama seperti yang Tuhan Yesus katakan dalam Matius 12:33: “Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal.”
Buah pertobatan sejati adalah buah Roh yang dihasilkan dari pertobatan dengan ketaatan dan hidup menurut pimpinan Roh Kudus. (Galatia 5:22-23, buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, dan penguasaan diri). Yohanes Pembaptis menekankan bahwa Tuhan Yesus sebagai pusat kehidupan kita, Dialah yang akan membaptis kita dengan Roh Kudus, sehingga pertobatan kita akan menghasilkan buah Roh. Peringatan bagi kita yang tidak menghasilkan buah akan dihakimi. Gandum akan dikumpulkan ke dalam lumbung, sedangkan jerami akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan, yaitu neraka.
Dosa bukanlah sekedar tindakan atau perbuatan pelanggaran, tindakan justru membuktikan bahwa pada dasarnya esensi manusia telah berdosa sejak saat kejatuhan manusia pertama dalam dosa. Jadi dosa tidak dapat diselesaikan dengan perbuatan, melainkan melalui kelahiran baru yang dikerjakan oleh Roh Kudus dalam diri manusia.
Maka, Jika hari ini kita masih hidup dalam dosa, Bertobatlah! Tuhan memberi kita kesempatan dan anugerah pengampunan. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yohanes 1:9). Tetapi jika seseorang mengatakan bahwa ia telah bertobat namun masih terus-menerus berbuat dosa dan menikmatinya, maka mungkin sekali sebenarnya ia belum bertobat dan belum lahir baru. Allah tidak akan membiarkan setiap umat-Nya hidup dalam dosa, “Karena Tuhan akan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia akan menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.” (Ibrani 12:9).
Mari kita terus berbenah diri, bertobat, berubah dan berbuah. Hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan!**
No responses yet