Jumat, 28 Januari 2022
TAHUN PENAMPIAN (19)
Ayat Bacaan Hari ini: Matius 3:1-12
Ayat Hafalan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” Matius 3:2
Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk bertobat! Hal ini diserukan dengan sangat jelas dan tegas, bahkan keras oleh Yohanes Pembaptis di padang gurun. Kepada siapa seruannya ini juga sangat jelas. Yohanes tidak diam saja, tidak main kompromi, tidak takut, juga tidak dengan cara yang lembut. Tidak perhitungan untung rugi atau takut resiko kehilangan harta, hak dan kedudukan. Baginya tidak penting. Ia berani mengungkapkan kebobrokan, kejahatan dan kesalahan yang harus segera diperbaiki. Dengan kata lain, harus bertobat! Bahkan kepada semua saja, entah orang biasa, entah dari kelompok orang terhormat dan disegani, bahkan pemimpin/raja sekalipun. Kalau salah, ya salah. Orang harus disadarkan akan ksalah dan dosanya, dan berani untuk bertobat.
Tentu saja keberanian Yohanes Pembaptis ini tidak mudah diterima. Demi kebaikan bahkan demi keselamatan, ia mengatakan dengan terus terang, jujur, apa adanya. Yohanes sadar bahwa pewartaannya itu selalu mendatangkan resiko kehilangan segalanya bahkan nyawanya sendiri menjadi taruhan. Bukan soal. Ia tau dan dengan sangat sadar bahwa hanya dengan bertobat, keselamatan menjadi berkat. Hanya dengan demikian, keselamatan itu bisa diterima dan dialami. Keselamatan itu adalah pribadi Yesus, yang datang sebagai pemenuhan janji keselamatan Allah. Apa yang dibuat oleh Yohanes ini, rasanya mungkin kurang pas, kurang menarik dengan situasi kita jaman ini. Karna kita sering bersembunyi di balik kata-kata manis, penuh kompromi, tidak malu-malu bahkan tidak tau malu hidup dalam dosa.
Seruan pertobatan yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis adalah seruan bagi manusia untuk mempersiapkan diri bahwa akan datang Dia yang membersihkan kita dari dosa. Namun demikian Yohanes mempertegas bahwa pertobatan tidak hanya sekedar kata-kata saja namun pertobatan itu harus menghasilkan buah yang nyata. Bertobat berarti perubahan hati dan ganti haluan hidup sehingga orang yang telah bertobat tidak lagi berjalan di jalan yang penuh dengan dosa lagi namun akan berjalan dalam ‘jalan kudus’ yang telah disediakan oleh Allah di dalam Yesus Kristus.
Menyambut kedatangan Tuhan, pertobatan adalah syarat mutlak yang harus dimiliki sebab alat penampi sudah ada ditanganNya. Dalam seruan pertobatan yang disampaikan oleh Yohanes ini ada hal yang menarik dapat diperhatikan bahwa ternyata tidak hanya penduduk Yerusalem dan Yudea yang hadir pada waktu itu namun juga orang Farisi dan Saduki dan dengan tegas Yohanes menyebut mereka dengan “keturunan ular beludak”. Itu berarti bahwa keselamatan dari Tuhan bukan masalah keturunan (“Abraham adalah Bapa kami”) namun harus ada pertobatan dan juga buah yang dihasilkan oleh pertobatan itu sendiri.
Keselamatan dari Tuhan tidak akan sampai kepada orang-orang yang hanya hidup secara tradisi kekristenan saja tanpa ada buah dari pertobatan itu sendiri. Maka kiranya kita tidak terjebak dalam pusaran tradisi tanpa buah pertobatan. Dengan tegas Yohanes Pembaptis telah menyatakan kepada kita bahwa keselamatan itu hanya bagi orang yang menghasilkan buah dari pertobatannya.
Makna dasar dari pertobatan adalah berbalik. Berbalik yang dimaksud adalah meninggalkan kehidupan yang lama (kejahatan dan dosa) dan berjalan menuju arah yang berlawanan yaitu arah yang terang di dalam Tuhan. Keputusan untuk berbalik dari dosa menuju kepada keselamatan di dalam Kristus menyangkut hal menerima Yesus bukan hanya sebagai Juruselamat dari hukuman dosa, melainkan juga sebagai Tuhan atas kehidupan kita. Jadi, pertobatan meliputi pergantian penguasa, yaitu dari penguasaan iblis (Efesus 2:2) kepada penguasaan Kristus dan firman-Nya (Kisah Para Rasul 26:18). (Bersambung…)
No responses yet