Kamis, 04 Maret 2021
SPIRITUAL JOURNEY (4)
Ayat Bacaan Hari ini: Lukas 10:38-42
Ayat Hafalan: tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” Lukas 10:42
(Sambungan…)
Percepatan telah menghasilkan orang-orang yang menyukai hal-hal yang instan dan menolak proses. Percepatan telah membuat orang-orang kehilangan waktu dan kesempatan untuk berdiam diri mencari wajah Tuhan. Kalau pun mereka berdiam diri, mereka menjadi sulit untuk fokus dan tidak akan tahan berlama-lama untuk berdiam diri.
Kesibukan telah menghancurkan makna berdiam diri dan menikmati proses. Kesibukan telah menghasilkan banyak orang menjadi kehilangan kendali, kehilangan kebersamaan, kehilangan sukacita karena tenggelam dalam kesibukan. Karena kesibukanlah seseorang menjadi kelebihan beban/overload. Kelebihan beban disebabkan karena kita tidak memiliki margin atau batas-batas. Dan hal ini terjadi karena kesibukan kita; baik dalam pekerjaan di kantor atau pun dalam pelayanan. Sebab itu, kita membutuhkan margin dalam hidup ini sehingga tidak mengalami kelebihan beban/overload.
Dalam bukunya The Overload Syndrome, Richard menjelaskan apa yang dimaksud dengan margin: “Margin adalah ruang yang dulu pernah ada diantara beban kita dan batas kita-batas kita. Margin adalah ruang diantara vitalitas dan keletihan. Itu merupakan ruang pernapasan kita, cadangan kita, waktu luang kita. Margin adalah situasi yang bertolak belakang dengan kelebihan beban, dan karenanya itu merupakan pencegahan terhadap kondisi yang menjengkelkan.”
Kita memilih menjadi sibuk agar tidak dikatakan pemalas, namun pada akhirnya kita menjadi kelebihan beban. Kita menjadi sibuk karena takut dikatakan tidak rohani dan banyak alasan lain yang membuat kita pada akhirnya tenggelam dalam kesibukan dan akhirnya kita kelelahan. Kita harus berani mengenali batas/margin kita agar kita tidak menjadi lelah dan memiliki waktu berkualitas dengan Allah dan sesama kita. Sehingga perjalanan rohani kita menjadi menarik karena kita tetap fokus dengan Allah. Ketika kita menjadi sibuk namun kita kehilangan Allah, maka sia-sialah semuanya. Bukan berarti kita harus bermalas-malasan karena kemalasan bukanlah karakter kerajaan Allah. Namun kita perlu tegas dengan margin kita dan perlu mengembangkan keseimbangan hidup karena semua di dunia ini ada waktunya; ada waktu untuk bekerja, ada waktu untuk beribadah untuk mencari Tuhan, ada waktu untuk istirahat, ada waktu untuk keluarga dan ada waktu untuk berdiam diri dihadapan Tuhan, sehingga kita bisa menikmati perjalanan rohani kita.
Jadilah seperti Maria yang tahu apa yang menjadi prioritasnya atau kalau kita sibuk seperti Marta, jadilah sibuk namun tetap dalam margin sehingga kita tetap bisa bernafas karena ada ruang dan tetap bisa menikmati Allah dalam kesibukan kita. Kesibukan dan overload akan menghabiskan cadangan emosi kita sehingga kita menjadi kelelahan. Richard dalam bukunya Margin, mengatakan, “Ketika cadangan kita kosong dan kita terus mengurasnya, maka rasa sakit tak terhindarkan menimpa kita. Jadi kita harus memahami cadangan emosi kita, kita harus mempelajari batas-batas kita, sehingga kita tidak terus berusaha mengurasnya bila kita sudah benar-benar kosong.” Bijaksana dengan hidup kita akan menghindarkan kita dari kesulitan atau kesusahan yang kita ciptakan sendiri. (Bersambung…)
No responses yet