Rabu, 05 Mei 2021

REVIVAL OF HOLY SPIRIT: MENGENAL ROH KUDUS (3)

 

Ayat Bacaan Hari ini: Yohanes 14:15-31

 

Ayat Hafalan: Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Yohanes 14:16-17a

 

 (Sambungan…)

 

2. Sebagai “Penghibur”

 

Kata “Penghibur” dan “Penasihat” menandakan akan kehadiran Kristus yang terus-menerus dengan kita, penyertaan-Nya abadi dengan kita. Kristus tidak pernah menjanjikan kepada kita kehidupan yang serbasenang, yang tanpa kesulitan. Yang dijanjikan-Nya adalah kehadiran-Nya selalu dengan kita, baik pada waktu-waktu senang maupun pada waktu-waktu sulit (Ibrani 13:5, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”) Kehadiran-Nya itulah janji-Nya kepada kita, dan Roh Kudus-Nya adalah penggenapan dari penyertaan abadi-Nya pada kita. Tanpa Roh Kudus, hubungan kita dengan Allah Bapa tidaklah mungkin terjalin. Roh Kudus adalah jembatan kita untuk menghampiri Yesus Kristus dan Allah Bapa. Roh Kudus adalah satu-satunya alat komunikasi kita dalam perjalanan menghampiri Allah. Kristus telah berkata, “Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, “Penghibur” itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.” (Yohanes 16:7)

 

Seperti kita ketahui, para murid Yesus telah menjadi sahabat-Nya yang paling karib selama 3 tahun kehidupan-Nya di dunia. Murid-murid-Nya telah mengalami suatu pergaulan indah dengan-Nya. Mereka telah melihat bagaimana Ia menyembuhkan orang-orang sakit, bagaimana Ia memberi makan lima ribu orang hanya dengan lima buah roti kecil dan dua potong ikan. Mereka telah mendengar ucapan-ucapan-Nya, ajaran-ajaran-Nya, sehingga mereka bersaksi, “Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu.” Mereka bahkan telah melihat bagaimana Yesus menghidupkan kembali orang mati. Dengan bukti-bukti nyata yang begitu meyakinkan bahwa Yesus adalah Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan bangsa Israel, mereka meninggalkan kampung halaman, sanak saudara, dan pekerjaan mereka untuk mengikuti Yesus. Bayangkanlah betapa kecewanya dan sedihnya mereka ketika Yesus mengungkapkan bahwa Ia harus mati. Tetapi Yesus menghibur mereka dengan berkata, “Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi, sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu” (Yohanes 16:7). Dengan kata lain, Yesus berkata bahwa adalah mutlak perlu Ia harus pergi, harus mati, agar para murid-Nya beroleh keuntungan yang bersifat kekal, yang bersifat abadi. Ia akan mengirim atau mengutus Pengganti-Nya. Perhatikan, Ia tidak mengatakan bahwa Ia akan memberi “penghiburan”, tetapi akan mengutus “Penghibur”; akan mengutus “Penolong” (Yohanes 14:16).

 

Untuk dapat berada di bumi ini, Putra Tunggal Allah harus dibatasi dengan tubuh-Nya, sehingga pada waktu itu Ia hanya dapat berada dalam satu tempat pada satu saat. Ketika Ia berada bersama-sama dengan murid-murid-Nya di Galilea, Ia tidak dapat berada bersama-sama mereka di Yerusalem. Sehingga untuk melepaskan diri-Nya dari batas-batas geografis yang membatasi-Nya sebagai manusia, Yesus Kristus harus meninggalkan dunia. Namun, pada hari Pentakosta, Ia telah datang kembali sebagai Kristus yang tidak tampak di mata, yang hadir di mana-mana, yang mendiami dan berkomunikasi secara serentak dengan semua orang yang percaya kepada-Nya.

 

Kita, orang-orang percaya, bukan saja berbahagia karena didiami Roh Kudus, tetapi berbahagia terutama karena adanya komunikasi antara kita dengan Roh Kudus. Sesungguhnya, yang memberikan kebahagiaan abadi kepada kita adalah komunikasi kita dengan Roh Kudus. Sejak saat kita percaya sungguh-sungguh kepada Yesus Kristus, mulailah Roh-Nya mendiami roh kita, dan Ia akan tinggal bersama kita untuk selama-lamanya. Akan tetapi, kebahagiaan abadi kita, kita peroleh dari kehidupan kita yang “berkomunikasi” dengan Dia. Sehingga, secara singkat, dapatlah dikatakan “kediaman” Roh Kudus dalam roh kita adalah “kehadiran kekal” Allah dengan kita. Sedang “pemenuhan” Roh Kudus atas kita adalah keadaan “saling komunikasi” antara Allah dengan kita. Sesungguhnya kebahagiaan kita, orang-orang percaya, diperoleh dari komunikasi terus-menerus kita dengan Allah. Begitu banyak orang Kristen, yang walaupun sudah benar-benar lahir baru dalam Kristus, tetapi merasa sengsara terus. Mengapa? Karena komunikasi mereka dengan Allah adalah komunikasi secara mekanis saja. (Bersambung…)

Category
Tags

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *