Sabtu, 31 Juli 2021
REVIVAL IN JOY: SUKACITA DALAM PENGHARAPAN
Ayat Bacaan Hari ini: 2 Korintus 4:1-18
Ayat Hafalan: Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. 2 Korintus 4:16
Beberapa kata dipakai dalam Alkitab untuk menyatakan rasa senang. Kata-kata seperti girang, gembira, senang dan sukacita dapat ditemukan dalam kitab Perjanjian Lama maupun kitab Perjanjian Baru. Diantara kata-kata itu, kata sukacita (joy) adalah yang paling sering dipakai, sebanyak 87 dalam kedua kitab. Sekalipun semua kata-kata ini menyatakan keadaan emosi seseorang, kata sukacita berbeda artinya dengan kata gembira (happy) atau kata-kata yang lain. Biasanya kata sukacita dihubungkan dengan keadaan damai dan bahagia yang muncul dari dalam hati, sedangkan kata-kata yang lain dihubungkan dengan reaksi manusia atas apa yang terlihat sebagai sesuatu yang menyenangkan. Walaupun demikian, dalam Alkitab kata-kata diatas sering dipakai secara silih berganti untuk menunjukkan hal yang serupa.
Sudah tentu orang bisa saja merasa girang, gembira, senang atau bersukacita karena berhasil memperoleh sesuatu yang berharga seperti mobil baru, rumah ataupun ijazah, sekalipun rasa senang itu mungkin tidak berlangsung lama. Orang juga bisa merasakan adanya rasa senang yang dicapai dengan melakukan perbuatan tercela seperti mencuri, pesta-pora ataupun menggunakan narkoba, sekalipun rasa senang itu hanya untuk sementara, sebelum akibat buruknya terasa. Selain itu, orang juga bisa bersukaria karena adanya keberhasilan dalam mencapai suatu target, sekalipun itu akan disusul dengan munculnya berbagai keluhan karena tugas kewajiban yang semakin berat. Jika semua itu bukanlah sesuatu yang abadi, adakah rasa gembira atau sukacita yang langgeng dan tidak bisa hilang?
Bagi umat Kristen, rasa sukacita yang pasti bisa dirasakan adalah karena kita yang berdosa dan seharusnya menemui kebinasaan, telah ditebus dengan darah Kristus dan menjadi anak-anak Allah. Ini bukan sekedar rasa gembira karena kita yang berhasil memperoleh sesuatu, tetapi rasa sukacita yang luar biasa karena kasih Tuhan yang luar biasa yang sudah dilimpahkan kepada kita. Bahwa dengan kemurahan Tuhan kita menerima keselamatan. Ini adalah hadiah yang sebenarnya tidak pantas kita terima tetapi kita peroleh secara cuma-cuma melalui karuniaNya semata-mata. Apa saja yang kita punyai dan alami di dunia tidak akan kekal, tetapi keselamatan yang kita terima adalah kekal dan tidak dapat dicuri oleh siapapun dan apapun.
Jika sukacita kita adalah karena kita menjadi anak-anak Allah, adalah suatu kenyataan bahwa selama hidup di dunia kita sering mengalami penderitaan dan masalah. Bagaimana kita bisa tetap bersukacita jika apa yang kita alami terasa begitu berat? Sebagai orang percaya kita yakin bahwa jika kita harus menderita, penderitaan kita hanyalah untuk sementara. Lebih dari itu, dalam kesusahan kita justru bisa merasakan adanya penyertaan Tuhan. Kita juga bersukacita karena kasih Tuhan kepada kita selalu ada dalam situasi bagaimanapun, dari dulu, sampai sekarang dan untuk selamanya. Karena itu, kita tentunya dapat memahami ayat diatas yang mengatakan bahwa dalam semua keadaan, kita harus bisa bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam kesesakan, dan bertekun dalam doa.
Renungan hari ini menutup pembelajaran kita di sepanjang bulan Juli 2021 tentang Revival in Joy. Apapun yang terjadi, biarlah kita hadapi dengan sukacita, sebab kita tahu bahwa dibalik semua yang kita alami, Tuhan turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang percaya kepadaNya. Sampai bertemu di bulan Agustus jemaat Imamat Rajani yang dikasihi Tuhan, sehat selalu, Tuhan Yesus memberkati.
“Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.” 2 Korintus 4: 16–18
No responses yet