Jumat, 30 Juli 2021
REVIVAL IN JOY: SUKACITA DALAM PENGHARAPAN
Ayat Bacaan Hari ini: Roma 5:1-11
Ayat Hafalan: Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, Roma 5:3
(Sambungan…)
2. Sabar Dalam Kesesakan
Seorang wanita yang sakit pendarahan selama 12 tahun, menghabiskan seluruh hartanya untuk menjalani pengobatan padahal tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan. Ketika dia mendengar tentang segala pekerjaan dan mujizat yang dilakukan Yesus, iman dan pengharapan akan kesembuhan muncul dalam dirinya. Dia mendengar bahwa Yesus akan melewati daerah tempat tinggalnya. Iman dan pengharapan itu menjadi nyata ketika dia menyentuh jubah Yesus.
Kesabaran wanita ini selama 12 tahun adalah teladan bagi kita untuk tetap sabar dalam masa-masa kesesakan. Memang tidak mudah menjalani masa-masa yang sukar, tetapi pengharapan dalam Kristus memberikan kekuatan bagi kita untuk menanggungnya.
“Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.” (Ibrani 12:2). Tujukan mata kita kepada Yesus yang memampukan kita untuk sabar dalam masa sulit.
3. Bertekun Dalam Doa
Matius 7:7, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” Kata ‘minta’, ‘cari’ dan ‘ketok’ adalah kata kerja dilakukan secara terus menerus sampai menghasilkan sesuatu. Karena itu berdoalah dengan tekun sampai Tuhan menjawab doa kita.
Seorang janda dalam perumpamaan Tuhan Yesus, yang terus menerus minta pembelaan dari seorang hakim pada akhirnya Sang Hakim bersedia membela perkaranya. Sekalipun hakim itu tidak takut terhadap siapapun tetapi karena ketekunan janda ini akhirnya memutuskan untuk membelanya. Tuhan akan membenarkan orang pilihan-Nya yang terus berdoa dalam ketekunan. Kekuatan doa tidak hanya untuk menghasilkan jawaban doa, tetapi juga membentuk orang yang berdoa memiliki karakter Kristus dalam dirinya. Semakin banyak berdoa, maka semakin intim hubungan kita dengan Tuhan dan keintiman itu akan mengubah diri kita menjadi semakin serupa dengan Kristus. Rasul Paulus menulis dalam Roma 5:3-4, “Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.” Di tengah-tengah kesengsaraan dan ketika kita terus bertekun, Tuhan akan memberikan pengharapan yang memberikan kekuatan bagi kita
Ada satu kutipan yang menarik dari perkataan mantan Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln pada masa perang saudara: “We can complain because rose bushes have thorns, or rejoice because thorn bushes have roses.” Kita bisa protes karena bunga mawar memiliki duri, atau kita bisa bersukacita karena semak duri memiliki bunga mawar. Perkataan Abraham Lincoln ini tentu saja mengacu kepada kepada cara kita memandang suatu keadaan. Apakah kita memilih untuk mengeluh, menggerutu, protes atau kita memilih untuk bersyukur; semua itu tergantung dari sudut pandang kita dan bukan dari keadaan, situasi atau orang lain.
Banyak orang hari-hari ini semakin sulit untuk bersukacita. Saat dalam pergumulan kita mengeluh, dalam kesesakan kita panik, tersenggol sedikit kita emosi, doa belum terjawab kita pun mulai tawar hati kepada Tuhan. Sebagai orang percaya, biarlah sukacita kita di dalam Tuhan tetap stabil walaupun keadaan mungkin tidak seperti yang kita inginkan. Tuhan Yesus Kristus selalu ada bersama kita dan itu cukup bagi kita. Sudahkah Anda bersukacita dan mengucap syukur kepada Tuhan hari ini?
No responses yet