Jumat, 22 April 2022

RENUNGAN SPESIAL: KEBANGKITAN YESUS (5)

 

Ayat Bacaan Hari ini: 1 Korintus 15:12-34

 

Ayat Hafalan: Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.” 1 Korintus 15:17

 

Kebangkitan Kristus tidak berarti bahwa Kristus hidup kembali dalam kehidupan sehari-hari. Kebangkitan Kristus tidak seperti Lazarus atau pemuda dari Nain ataupun anak Yairus. Mereka semua dikembalikan kepada kehidupan yang fana ini dan beberapa waktu kemudian akan mati lagi. Tidak demikian halnya dengan Yesus. Dengan kebangkitan-Nya Ia masuk ke dalam kemuliaan Bapa-Nya. Kristus sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi. Maut tidak berkuasa lagi atas Dia. Oleh karena itu kebangkitan dalam Kitab Suci sering di sebut “Peninggian”. Yang paling pokok ialah bahwa Yesus sekarang hidup dalam kehidupan ilahi, duduk di sebelah kanan Allah. Kebangkitan berarti pemuliaan, peninggian kepada kemuliaan ilahi.

 

Yesus sudah mengabdikan diri-Nya sebulat-bulatnya demi cinta kepada Allah dan kepada manusia, demi Kerajaan Allah, tidak akan dibiarkan mati konyol oleh Allah!! Karena cinta-Nya yang rela mempertaruhkan nyawa itu, maka Allah membangkitkan Yesus dari alam maut. Kebangkitan-Nya berarti Yesus masuk hidup/lingkup Allah yang serba berbeda dengan hidup di dunia ini. Hidup yang mulia. Dengan membangkitkan Yesus dari alam maut, Allah membenarkan Yesus. Allah “menandatangani”, menyetujui warta, karya dan hidup Yesus sebagai jalan menuju ke persatuan dengan Allah.

 

Kebangkitan Yesus berarti Allah membenarkan dan melegitimasi warta dan karya Yesus. Kematian disalib bagi agama Yahudi berarti bahwa seseorang telah dibuang dan dikutuk oleh seluruh bangsa dan oleh Allah sendiri. Kematian Yesus disalib bagaimanapun juga menggoncangkan iman dan hidup para murid-Nya. Dengan kematian Yesus disalib itu berarti Allah telah meninggalkan Yesus. Doa Yesus disalib pun menegaskan keyakinan itu. “Allahku, Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Doa dari seseorang yang merasa ditinggalkan Allah. Oleh sebab itu tidak perlu heran bahwa kematian Yesus disalib sungguh menggoncangkan iman dan hidup para murid-Nya.

 

Pengalaman dan keyakinan bahwa Yesus telah bangkit menghidupkan kembali iman dan harapan mereka. Ia menjadi titik baik yang menentukan bagi pewartaan dan hidup mereka. Dengan kebangkitan Yesus menjadi jelas bahwa Allah tidak meninggalkan Yesus. Ia telah memuliakan Yesus. Dengan membangkitkan Yesus dari alam maut, Allah mengangkat Yesus ke dalam kemuliaan-Nya. Yesus menjadi Tuhan. Sebagai Tuhan Yesus menjadi sebab dan jalan keselamatan bagi mereka yang percaya. Dengan membangkitkan Yesus dari alam maut, Allah mengangkat Yesus ke dalam kemuliaan-Nya. Yesus menjadi Tuhan. Sebagai Tuhan Yesus menjadi sebab dan jalan keselamatan bagi mereka yang percaya. Dengan membangkitkan Yesus dari alam maut, Allah menyatakan bahwa maut dan dosa tidak dapat menghilangkan cinta-Nya.

 

Kiranya jelas bahwa kebangkitan Yesus menjadi sendi dan kunci iman kita. Paulus berkata: “Seandainya Kristus tidak bangkit, sia-sialah iman kita”. Memang kebangkitan Yesus telah menjadikan semuanya lain. Ia menjadi titik balik yang menentukan bagi perkembangan Kerajaan Allah menuju kepada kepenuhannya.

 

Kebangkitan Yesus adalah puncak penyelamatan kita. Sering orang berpikir, bahwa kematian Yesuslah yang menyelamatkan kita. Seolah-olah kematian menjadi target dan tujuan! Target dan tujuan kita adalah kebangkitan, kemenangan dan kejayaan. Memang harus melewati sengsara dan salib. Tetapi penyelamatan kita menjadi utuh oleh kebangkitan itu. Kebangkitan yang memberi kita jaminan. Kebangkitanlah yang memberi harapan. Kebangkitanlah yang memberi kita keberanian dan daya juang untuk bertarung melawan segala bentuk kejahatan dan memenangkan Kerajaan Allah.

Category
Tags

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *