Senin, 21 Desember 2020
RENUNGAN SPESIAL HARI NATAL (1)
Ayat Bacaan Hari ini: Lukas 1:26-38
Ayat Hafalan: Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia. Lukas 1:38
Hari Natal merupakan berita sukacita yang datang dari sorga bagi keselamatan manusia. Natal Yesus menjadi jawaban Allah bagi kebutuhan manusia yang utama yakni kedamaian dalam hidup. Kedamaian bisa berarti tidak ada konflik; tidak ada permusuhan. Kerukunan antar bangsa (1Raja-Raja 5:12; Lukas 14:32), dalam jemaat-jemaat Kristen (Roma 14:19) dan dengan orang di luar jemaat (Ibrani 12:14).
Kelahiran Yesus merupakan karya Allah yang tidak ada duanya: menjadi manusia yang rendah hati dan melayani manusia yang penuh kekurangan dan kelemahan. TUHAN Allah datang sendiri berurusan dengan manusia. Mulai dari keluarga kecil (Maria dan Yusuf); mereka yang sederhana dan terpinggirkan (para gembala) dan orang-orang pandai dan kaya (para Majus). Natal Yesus jelas bukan sekedar karya Allah yang terbatas tetapi menyangkut alam semesta. Cara Allah mempersiapkan kelahiran Yesus, membantu kita untuk semakin setia dan percaya kepada Tuhan Yesus; bergembira untuk Natal yang kita rayakan.
1. Jangan takut yang mendengar firman Tuhan.
Firman Tuhan yang disampaikan malaikat Tuhan adalah kesukaan besar; kabar baik tentang sukacita terbesar. Kabar baik yang membawa kita pada pemulihan, penghiburan, kekuatan dan semangat baru menjalani kehidupan. Kabar baik yang menjadikan kita menjadi manusia baru: yang ramah, suka memberi, mengampuni dan memberkati. Kabar baik tentang sukacita terbesar bahwa hidup kita diselamatkan; hidup kita berharga; hidup kita diberkati. Sukacita terbesar bahwa tidak ada yang perlu ditakuti jika kita percaya kepada kabar baik yang disampaikan kepada kita. Kabar baik bahwa hidup kita dalam kemurahan Tuhan sehingga apa yang kita minta akan diberi, apa yang kita cari akan di dapat dan saat kita mengetok, maka pintu dibukakan (Matius 7:7). TUHAN Allah memberikan kita segala kemungkinan baru agar kita tidak lagi hidup dalam beban berat dan lembah kekelaman.
2. Telah lahir Juruselamat bagi manusia
Bayi yang lahir itu adalah Yesus, Juruselamat manusia: di kota Daud, dibungkus lampin dan dibaringkan di dalam palungan. Allah berkarya dan menganugerahkan keselamatanNya bukan dengan cara pikir manusia: siapa yang lama hidupnya dan siapa yang cepat mati: sakit apalagi sudah lanjut usia. Padahal kehidupan ini tidak dapat dimengerti. Apa yang salah dengan liburan di pantai? Apa yang salah dengan naik pesawat terbang? Apa yang salah menjadi orang Kristen? Kehidupan yang kadang tidak adil; yang tidak berpihak dengan harapan dan doa kita? Namun ketidakadilan itu tidak selamanya! Allah menjadi manusia: menanggung ketidakadilan saat kelahiranNya dan ketika penyalibanNya. Lahir di kandang pinjaman dan mati dikuburkan pada kubur orang lain. Itulah Tuhan kita Yesus: Juruselamat kita satu-satnya. Tuhan yang mengasihi kita, yang lahir pada setiap hati yang terbuka dan mau menerima Yesus dalam hidupnya. Jangan saudara katakan hidup saya kotor. Justru Tuhan datang untuk hidup yang semacam itu. Yang kita perlukan adalah kesediaan dan penerimaan agar Yesus datang ke tengah hidup kita. Agar lewat hidup kita, Yesus dapat dipermuliakan; kita menghormati dan menguduskan Tuhan agar namaNya menjadi berkat bagi banyak orang. Bukan Yesus orang lain. Yesus Betlehem yang diberitakan malaikat Tuhan.
3. Pujian dalam hidup percaya
Bukan hanya malaikat Tuhan yang memuji tetapi juga kita memuji Tuhan yang memberitakan damai sejahtera bagi manusia. Ya. Bagi siapa damai itu? Bagi saudara dan saya. Damai yang mempertemukan Tuhan dengan manusia. Damai yang menyatukan kita dengan semua saudara seiman, bahkan dengan musuh kita. Damai Allah itu bukan untuk disimpan secara pribadi. Bukan untuk dinikmati segelintir orang. Damai Allah itu disaksikan; diteruskan; diceritakan; dibagikan kepada semua orang. Damai yang datang dari Sorga, damai yang sepenuhnya. Damai yang diletakkan di atas janji dan pengorbanan Tuhan Yesus.
Natal tidak hanya sekedar Allah mengunjungi manusa; tetapi Allah bersedia menjamin masa depan manusia yang percaya dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya. Damai itu yang dibutuhkan agar kita merasakan sukacita dan kegembiraan. Damai yang barangkali hilang dalam hidup keluarga kita; dalam persekutuan kita; dalam hubungan kita satu terhadap yang lain. Respon kita adalah memuji Tuhan dan saling memberkati. Mari ubah persepsi kita saat kita terus menjadi berkat maka berkat senantiasa menyertai kita. Kita mohon kuasa Roh Kudus berkarya bagi kita sehingga kita dapat memuji Tuhan dan bersama bersukacita dengan saudara seiman dengan kegembiraan malaikat yang datang dari sorga.
No responses yet