Jumat, 18 Februari 2022
RENUNGAN SPESIAL: HARI KASIH SAYANG (5)
Ayat Bacaan Hari ini: 1 Korintus 13:1-13
Ayat Hafalan: “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.” 1 Korintus 13:4
Cinta kasih adalah kata yang romantis dan melankolis. Februari selalu identik dengan hari cinta kasih. Bersimbol hati dengan warna merah muda dan bunga warna-warni. Namun, apa sesungguhnya cinta kasih itu? Apa bedanya dengan “senang” atau “suka”? Beda sekali. Senang dan suka sangat tergantung pada situasi dan kondisi, baik hati kita atau keadaan sekitar kita. Bila hati dan sekitar kita baik-baik saja, maka kita suka dan senang. Tapi bila situasi kondisi berubah, runtuhlah sukacita dan rasa senang kita. Yang ada tinggal sumpek, sebel, jengkel, marah, putus asa.
Simaklah apa kata firman Tuhan: “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu” (1 Korintus 13:4-7). Kita bisa meringkasnya menjadi satu kata agar mudah diingat dan dilakukan, yakni “komitmen” (Yohanes 15:13).
Ya, kita akan dipenuhi cinta kasih bila kita berkomitmen untuk sabar, murah hati, memaafkan, percaya, membela yang benar, adil. Juga untuk tidak cemburu, memegahkan diri, sombong, tidak sopan, mementingkan diri sendiri, marah, mendendam. Hidup kita akan ringan, riang, bersemangat. Mungkinkah itu? Pasti. Kuncinya satu: bukalah hati dan pikiran untuk dijamah dan diperbarui Tuhan melalui sapaan Firman-Nya.
Bila Tuhan berkehendak menjadikan dua menjadi satu ikatan yang tak terceraikan, maka manusia harusnya bisa menjalani makna tidak lagi dua melainkan satu sebagai wujud keutuhan dalam ikatan perkawinan. Disinilah perlunya kesadaran setiap pasangan terhadap perkawinan kudus sebagai konsep yang harus dihormati. Kasih sayang itulah yang menjadi energi penggerak pasangan ketika menghadapi berbagai persoalan eksternal.
Makin kuat kasih sayang semakin mendewasakan masing-masing pasangan untuk lebih mendandani bentuk dan formula yang semakin tepat untuk mengaplikasikan kasih sayang. Memang ada proses penyesuaian yang berjalan walaupun terjadi percekcokan namun itu tidak bersifat permanen sampai masing-masing pasangan mau mengerti perbedaan. Apalagi perasaan terlindungi bagi wanita dan perasaan didampingi bagi pria dalam suatu pasangan kian memberikan arti hidup bagi masing-masing pasangan sehingga kuatnya kasih sayang pun akan tampak dalam keharmonisan dan kemesraan.
Kasih sayang akan memperkuat perisai dalam menghadapi kekuatan eksternal yang bersifat mengganggu. Namun gangguan tidak berarti bagi pasangan yang sudah menemukan kualitas kasih sayang sebagai anugerah Tuhan yang selalu dijunjung tinggi. Demikian sampai akhirnya tidak ada yang harus disakiti dan menyakiti karena dalam keluarga selalu tercipta suasana perlindungan dan pendampingan.
No responses yet