Senin, 14 Februari 2022

RENUNGAN SPESIAL: HARI KASIH SAYANG (1)

 

Ayat Bacaan Hari ini: Yohanes 13:31-35

 

Ayat Hafalan: Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Yohanes 13:34

 

Jemaat Imra yang dicintai Tuhan, hari ini seluruh dunia sedang merayakan hari kasih sayang (Valentine). Kadang kita terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan atau pelayanan kita, sehingga kita lupa untuk memberi perhatian dan kasih sayang kepada orang-orang yang kita sayangi disekitar kita. Saya berharap renungan selama 1 minggu kedepan memberikan sebuah pencerahan baru bagi kita semua di Imra, betapa pentingnya menunjukkan rasa sayang kita kepada orang yang kita kasihi.

 

Adakah pasangan yang persis sama seratus persen? Rasanya tidak. Bahkan orang yang kembar sekalipun akan memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri, baik dari wajah, postur maupun perilaku. Paling jauh kita bisa menemukan kemiripan, tapi tidak akan pernah bisa seratus persen persis sama. Seringkali putusnya sebuah hubungan baik pernikahan maupun persahabatan disebabkan karena salah satu atau keduanya tidak lagi bisa/mau mengerti satu sama lain. Mereka mengira bahwa perbedaan-perbedaan itulah yang membuat jurang menganga antara kedua belah pihak, padahal sesungguhnya kitalah yang tengah menggali lubang itu sendiri karena tidak bisa menghargai sebuah perbedaan. Ada kalanya memang perbedaan itu bisa membuat situasi menjadi sangat sulit, tetapi itu bukan berarti tidak ada jalan penyelesaian yang bisa diambil. Disaat itulah kita menyadari betapa pentingnya bahasa kasih.

 

Bahasa kasih, apakah itu? Bahasa kasih adalah sebuah titik yang jika tepat kena maka orang yang menerimanya akan merasa benar-benar dikasihi dan dihargai, dan itu berbeda bagi setiap orang. Kerap kita lebih cenderung menganggap bahwa bahasa kasih kita sama dengan orang lain, dan karenanya kita pun memperlakukan mereka sesuai cara kita sendiri. Kita tidak mau mencari tahu apa sebenarnya bahasa kasih dari pasangan kita, dan masalah pun akan muncul cepat atau lambat ketika bahasa kasih pasangan kita tidak kita ketahui atau tidak kita pedulikan. Seringkali kita menganggap bahwa apa yang kita sukai pastilah disukai juga oleh pasangan kita, anak kita, keluarga, teman-teman atau orang lain. Ada banyak ayah yang beranggapan bahwa jika mereka mampu mencukupi kebutuhan materi dari anak-anak atau istrinya, ia sudah menjalankan fungsi sebagai ayah teladan. Padahal mungkin justru anak dan istrinya jauh lebih membutuhkan perhatian dan kehadirannya ketimbang kelimpahan materi. Manusia diciptakan Tuhan berbeda-beda. Baik dari sifat, tingkah laku, hobi, kegemaran, dan sebagainya. Artinya, apa yang anda suka, belum tentu orang lain suka. Apa yang terbaik bagi anda, belum tentu terbaik bagi orang lain. Bahasa kasih anda berbeda dengan bahasa kasih pasangan anda, berbeda pula dengan bahasa kasih saudara, orang tua dan teman-teman anda.

 

Lihat apa yang diperintahkan Yesus berikut: “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.” (Yohanes 13:34). Kemudian di kesempatan lain: “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. (Yohanes 15:12) dan “Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.” (Yohanes 15:17). Perintah Yesus adalah untuk mengasihi orang lain seperti Tuhan Yesus sendiri telah mengasihi kita. Bagaimana Yesus mengasihi kita? Tuhan Yesus mengasihi dalam sebuah bentuk kasih yang sangat luar biasa besarnya. Dia bahkan sampai rela mengorbankan diriNya untuk mati di atas kayu salib supaya kita tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Mengasihi sesama seperti bagaimana Yesus mengasihi kita akan membuat kita harus mulai memikirkan untuk mengasihi orang lain bukan lagi menurut kemauan kita, tetapi menurut mereka, sesuai dengan apa yang mereka butuhkan/inginkan, dan kemudian berusaha untuk memberikan tepat seperti yang diinginkan oleh mereka

(Bersambung…)

Category
Tags

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *