Senin, 22 November 2021
PRIBADI YANG MURAH HATI (1)
Ayat Bacaan Hari ini: Ibrani 13:1-25
Ayat Hafalan: Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah. Ibrani 13:16
Menjadi murah hati di zaman seperti sekarang ini merupakan suatu hal yang tidak gampang. Kehidupan yang cenderung egosentris, hedonis dan konsumtif membuat hidup banyak orang tidak lagi memikirkan hidup sesamanya.
Kehidupan orang Kristen pun yang seharusnya menjadi garda terdepan di dalam mempraktekkan hidup yang murah hati seakan menjauh dari kebiasaan hidup dalam komunitas tubuh Kristus. Padahal, kita punya Bapa yang sudah meneladankan hidup yang murah hati.
“Buah jatuh tak jauh dari pohonnya,” salah satu peribahasa populer ini menunjukkan pandangan umum bahwa sifat anak tidak jauh berbeda dengan orangtuanya. Kalau ayah atau ibunya berkarakter negatif, maka tidak heran bila anaknya pun berkelakuan buruk. Jika orangtuanya terkenal baik, anaknya pun diharapkan memiliki sifat yang sama.
Hal ini terjadi karena selama hidup dengan orangtuanya, seorang anak akan mempelajari nilai-nilai kehidupan dari mereka. Itu jugalah yang Tuhan kehendaki ketika Dia mengadopsi kita sebagai anak-Nya. Bahkan terlebih dari orangtua kita di dunia, Tuhan ingin kita menjadi serupa dengan Bapa di sorga. Seperti dalam ayat rhema hari ini, salah satu karakteristik-Nya yang Dia ingin kita miliki adalah murah hati.
Murah hati yang Tuhan mau kita kembangkan bukanlah kemurahan yang biasa saja, yang memang dalam batas kemampuan kita. Dia ingin kita memberi seperti Dia memberi tanpa menahan-nahan, hanya sebagian, atau sedikit-sedikit.
Tuhan memberi dengan segenap hati, lebih dari cukup, bahkan dengan melimpah. Pemberian-Nya adalah pemberian yang agresif. Hal ini pun terlihat dari cara-Nya memberi kita anak-Nya yang tunggal, supaya kita yang percaya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Dengan mati di kayu salib, Dia telah memberikan diri-Nya sendiri beserta segalanya bagi kita. Inilah kemurahan hati Allah yang sangat radikal. Ini teladan yang Tuhan berikan, supaya kita memberikan yang terbaik dari yang terbaik bagi orang lain, terutama bagi Tuhan. Bukan yang ala kadarnya, yang tersisa, atau yang tidak terpakai.
Jangan hanya bermurah hati pada diri sendiri. Belajarlah untuk berani memberi kepada orang lain, khususnya Tuhan, seperti cara Tuhan memberi. Mulailah memperhatikan kebutuhan orang-orang di sekitar kita, bahkan kepada yatim piatu dan orang-orang jompo.
Berikan waktu, tenaga, pikiran, dan talenta kita saat terlibat dalam pelayanan. Percayalah, kemurahan hati seperti Bapa, yang disertai tindakan nyata, jika benar-benar dipraktikkan akan membawa kebangkitan rohani bagi kita semua.
No responses yet