Selasa, 19 Oktober 2021
PENGAMPUNAN YANG MENYEMBUHKAN (2)
Ayat Bacaan Hari ini: Yesaya 43:8-21
Ayat Hafalan: firman-Nya: “Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Yesaya 43:18
(Sambungan…)
Lalu apa yang menyebabkan seseorang mendapatkan kesembuhan? Atau sikap apakah yang harus dimiliki seseorang untuk mendapatkan kesembuhan? Dalam hal ini kita dapat memahaminya dari dua aspek, yaitu terkait dengan diri sendiri dan terkait dalam relasinya dengan orang lain.
Terhadap diri sendiri, sikap yang harus ada untuk memperoleh kesembuhan yaitu:
Pertama: Berdamai dengan diri sendiri. Ia harus bisa menerima segala kekurangan dan kelebihannya, harus bisa menerima segala peristiwa masa lalunya, menyatukan dalam dirinya, dan menjadikannya sebagai “modal “ kekuatan di masa depan. Bila seseorang belum bisa berdamai dengan diri sendiri, bagaimana mungkin ia akan membuka hati dan diri akan orang lain. Kesembuhan akan terjadi apabila kita bisa dan sudah berdamai dengan diri kita dan dengan berkat Kasih Allah sendiri.
Kedua, sikap batin untuk senantiasa bertobat. Dengan pertobatan, seseorang bisa menerima diri, mengakui segala kesalahannya, bisa berdamai dengan dirinya sendiri dan orang lain. Ia menjadi pribadi yang terbuka dan siap untuk maju, siap untuk mengalami perubahan hidup menjadi lebih baik lagi. Pertobatan menjadi sarana pembersihan diri dan batin, menjadi pendukung untuk menyiapkan tempat bagi Allah. Dengan pembersihan diri, ia dengan sendirinya “menguduskan” tubuhnya, memberikan tempat Roh Allah hadir dan bekerja. Ketika Roh Allah bekerja, niscaya kesembuhan akan datang.
Ketiga, sikap terbuka pada Karya Penyelenggaraan Ilahi. Pertobatan yang telah dijalankan oleh seseorang, secara otomatis akan membuka pintu berkat dari Allah. Dirinya siap menerima dan mengalami “pembaharuan” dalam kerangka rencana karya Keselamatan Allah. Allah akan senantiasa hidup dan berkarya dalam diri kita. Iman akan Allah pasti membawa kesembuhan, baik jasmani maupun rohani.
Pengampunan adalah membebaskan dan menempatkan untuk penggunaan yang lebih baik energi yang sebelumnya digunakan untuk menyimpan dendam, melindungi kebencian, dan merawat luka yang tak tersembuhkan. Pengampunan adalah menemukan kembali kekuatan yang senantiasa kita miliki dan meletakkan kembali kemampuan kita yang tak terbatas untuk memahami dan menerima orang lain serta diri sendiri. Kebanyakan dari kita memerlukan waktu untuk mengatasi rasa sakit dan kehilangan. Kita dapat menemukan semua bentuk alasan untuk menunda pengampunan. Salah satu alasan ini adalah menunggu orang yang bersalah untuk bertobat sebelum kita mengampuni mereka. Namun penundaan semacam itu menyebabkan kita kehilangan kedamaian dan kebahagiaan yang seharusnya menjadi milik kita. Kesalahan dari terus menerus memikirkan luka lama tidak membawa kebahagiaan. (Bersambung…)
Jika kita dapat menemukan pengampunan di dalam hati kita bagi mereka yang telah menyebabkan kita terluka dan sakit, kita akan naik ke tingkat yang lebih tinggi dalam penghargaan diri dan kesejahteraan diri.
No responses yet