Selasa, 02 Pebruari 2021
NEW SEASON: MUSIM AKAN BERGANTI, TUHAN TETAP MENYERTAI (2)
Ayat Bacaan Hari ini: Yohanes 12:12-19
Ayat Hafalan: “Jangan takut, hai puteri Sion, lihatlah, Rajamu datang, duduk di atas seekor anak keledai.” Yohanes 12:15
(Sambungan…)
Tuhan Yesus sendiri sebagai manusia pun ketika hidup di dunia pernah mengalami kekuatiran dan ketakutan ketika Ia tahu bahwa Ia harus menempuh jalan salib atau kematian. Kita tahu dalam pergumulan-Nya di taman Getsemani, Tuhan Yesus harus berjuang dengan kekuatiran dan menghadapi ketakutan. Dalam Matius 26:38, dikatakan, “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya.” Bahkan dalam Lukas 22:44 dikatakan,” Ia sangat ketakutan…Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.” Ini menunjukkan bahwa Tuhan Yesus pun berjuang dengan kekuatiran dan ketakutan yang Ia hadapi. Lee Strobel, mengatakan ada perbedaan antara kekuatiran dan ketakutan Tuhan Yesus dengan kekuatiran dan ketakutan kita manusia. Kita manusia menjadi kuatir dan takut misalnya, terhadap coronavirus karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi dan apa yang akan kita alami. Tapi Tuhan Yesus, kuatir dan takut, justru karena Dia tahu apa yang akan terjadi. Ia tahu betapa hebatnya kuasa maut, yakni kematian, yang Ia harus hadapi.
Kita manusia kuatir dan takut karena memang kita tidak berdaya dan tidak mampu mengatasi masalah kita. Berbeda dengan Tuhan Yesus, jikalau Ia kuatir dan takut bukan karena Ia tidak mampu dan tidak sanggup mengatasinya. Karena sebenarnya dengan kuasa yang ada pada-Nya, Tuhan Yesus tentu saja sanggup dan mampu untuk mengalahkan masalah apa saja yang Ia hadapi. Kita tahu dari cerita dan kesaksian dalam Alkitab, bahwa Tuhan Yesus sanggup menyembuhkan pelbagai macam penyakit, alam semesta pun tunduk kepada Dia, ketika Ia memerintahkan angin ribut untuk diam. Bahkan Ia pun sanggup membangkitkan orang dari kematian. Tuhan Yesus takut karena Dia betul-betul memiliki sifat manusia. Dia takut bukan seperti yang kita manusia katakan dan pikirkan. Tuhan Yesus memang takut dan gentar. Tetapi Ia tidak mundur. Dia tidak berhenti. Dia tetap maju dan menantikan orang-orang yang akan menangkap-Nya. Yesus takut tetapi Dia terus maju menggenapkan rencana Bapa-Nya di atas kayu salib. Ini membuktikan bahwa Yesus betul-betul manusia sejati yang berinkarnasi dari Allah.
Jadi kita tidak perlu merasa malu apalagi “minder” apabila kita masih memiliki perasaan kuatir dan takut. Itu sangat normal dan manusiawi. Namun yang terpenting bagi kita sebagai orang kristen, ketika kita mengalami kekuatiran dan ketakutan, apa reaksi atau respon kita? jangan sampai kekuatiran dan ketakutan itu menguasai dan melumpuhkan hidup kita sehingga kita tidak berdaya dan tidak dapat berbuat apa-apa. Mari kita belajar dari ayat bacaan kita, bagaimana kita bisa menang atas kekuatiran dan ketakutan. Yohanes 12:12-16 berkaitan dengan perayaan minggu Palem (Palmzondag).
Menurut kalender gerejawi, minggu Palem adalah minggu sengsara terakhir sebelum memasuki hari Jumat Agung dan hari Paskah. Dalam perayaan minggu Palem ini, gereja mengenang peristiwa Tuhan Yesus masuk ke kota suci, Yerusalem. Memang Yesus masuk ke Yerusalem disambut sebagai raja. Tapi Yesus dan para murid terdekat-Nya tahu, apa artinya masuk ke Yerusalem itu. Yesus tahu bahwa waktu-Nya sudah dekat untuk Dia diserahkan dan dihukum mati. Kalau kita boleh bandingkan apa yang terjadi saat ini, situasi yang mengancam dan menakutkan bagi kita, maka apa yang dihadapi Tuhan Yesus pada waktu itu, jauh lebih menakutkan. Ia sedang menghadapi kematian-Nya di salib. Bukan karena Ia bersalah. Tetapi demi menjalankan misi-Nya di dunia, yakni mati untuk menebus dosa-dosa kita manusia dan menyelamatkan dunia ini. (Bersambung…)
No responses yet