Senin, 01 Pebruari 2021
NEW SEASON: MUSIM AKAN BERGANTI, TUHAN TETAP MENYERTAI (1)
Ayat Bacaan Hari ini: Filipi 4:1-23
Ayat Hafalan: Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Filipi 4:6
Jemaat Imamat Rajani, selamat datang di bulan Februari 2021. Di bulan ini, kita akan bersama-sama belajar tentang bagaimana caranya untuk mempersiapkan diri ditengah-tengah musim yang baru, dimana pandemic sedang melanda seluruh dunia. Mari bersama kita membuka hati agar Firman Tuhan yang ditabur didalam renungan-renungan sepanjang bulan Februari ini tidak kembali dengan sia-sia, tetapi akan bertumbuh dan menjadikan setiap kita umat yang lebih dari pemenang.
Apa yang sedang terjadi di dunia saat ini, dengan mewabahnya Covid 19 atau Coronavirus sungguh mengoncangkan dunia dan kehidupan manusia. Dunia dan kita semua dibuat terkejut, panik dan kewalahan menghadapinya. Bayangkan hanya dalam waktu kurang lebih 4 bulan saja, virus ini sudah mewabah ke lebih dari 180 negara di dunia dan sudah menimbulkan banyak korban yang meninggal. Dan yang menjadi korbannya, tidak “pandang bulu”, tua-muda, bukan saja orang biasa atau sederhana, tetapi para pemimpin negara, politikus, dokter dan tenaga medis, pebisni, artis, kaum selebriti, olahragawan bahkan pendeta sekali pun menjadi korban dari coronavirus ini. Ketika masa sulit dan kesusahan menimpa hidup manusia, wajar kalau muncul pelbagai kekuatiran dan ketakutan.
Ada perbedaan antara kekuatiran dan ketakutan? Ketakutan adalah rasa takut menghadapi suatu obyek yang benar-benar di hadapan kita, misalnya kita takut terhadap ular atau penjahat. Sedangkan kekuatiran adalah perasaan takut terhadap sesuatu obyek yang belum pasti ada di hadapan kita. Biasanya disertai dengan pertanyaan “bagaimana jika…” “Bagaimana jika saya terkena virus”; “Bagaimana jika saya kehilangan pekerjaan”; “Bagaimana jika barang-barang di supermarket habis” dan seterusnya. Kita mengkuatirkan sesuatu yang belum tentu terjadi.
Corrie ten Boom pernah mengatakan bahwa kekuatiran adalah seperti kursi goyang, yang terus bergerak tetapi tidak pergi ke mana-mana namun menghabiskan tenaga kita. Kekuatiran kalau tidak dikelola dengan baik dapat melumpuhkan kehidupan manusia. Ingat, kita manusia bisa “diperbudak” oleh kekuatiran. Dan kekuatiran atau rasa kuatir bisa juga menjadi “virus” global pandemi – seperti coronavirus yang menyebar kemana-mana dengan cepat – yang mengancam kehidupan manusia.
Yang pasti kekuatiran atau ketakutan bisa memberikan pengalaman yang tidak nyaman dalam hidup kita, membuat kita murung dan kehilangan sukacita, bahkan bisa membuat banyak orang tidak dapat tidur. Tidak saja orang yang sudah lanjut usia tetapi siapa pun termasuk anak-anak bisa mengalami kekuatiran. Jemaat kita pun tidak luput dari kekuatiran. Kekuatiran bisa terjadi kepada siapa pun, termasuk kepada kita sebagai orang kristen. Oleh sebab itu, ketika orang kristen mengalami kekuatiran, itu berarti:
1. Kita adalah hanya manusia biasa (human being) bukan superman. Melalui peristiwa coronavirus, kita dingatkan siapa pun, sehebat, sepintar dan sekaya apa pun, ternyata kita manusia yang rentan dan bisa terkena coronavirus.
2. Ketika kita mengalami kekuatiran kita tetap adalah orang kristen. Menjadi orang kristen, tidak membebaskan kita dari rasa kuatir atau takut. Bukan pula berarti bahwa kita kurang percaya atau kurang beriman. Sebagai orang kristen, selama kita hidup di dalam dunia maka kita masih harus terus berjuang dan bergumul dengan kekuatiran dan juga ketakutan. (Bersambung…)
No responses yet