Rabu, 24 Pebruari 2021
NEW SEASON: BERJALAN DIATAS PANDEMI (3)
Ayat Bacaan Hari ini: Ulangan 8:1-20
Ayat Hafalan: Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; Ulangan 8:11
(Sambungan…)
Ada 2 hal mengesalkan hati Tuhan dari sikap Israel ketika di padang gurun :
- Ingin kembali ke masa lalu. Padahal sebelumnya ingin ditolong Tuhan dikeluarkan dari Mesir, malah setelah keluar, menyalahkan Tuhan. Banyak kita mungkin berpikir bisa kembali ke old normal atau keadaan sebelum pandemi. Tetapi pikirkanlah, apakah dulu benar-benar normal dan sekarang abnormal? Padahal dulu kita tak punya banyak waktu untuk Tuhan maupun keluarga, hanya sibuk mengejar karier, dan kehidupan rohani kita dangkal. Jadi, seharusnya kita mengucap syukur. Jangan pernah mau kembali ke masa lalu, terutama sikap terlalu sibuk yang menyebabkan hidup kosong & hati hampa.
- Bersungut-sungut. Orang Israel suka mengomel, menggerutu, mengatakan hal-hal negatif. Kalau kita begitu, itu tidak menyukakan hati Tuhan. Ia ingin kita belajar bersyukur di tengah pandemi. Bukan karena tak ada masalah dan semua baik-baik saja, maka kita bersyukur, melainkan justru bila kita makin mengucap syukur, Tuhan akan menolong serta menyelesaikan permasalahan kita.
2. MASA PADANG GURUN ADALAH MASA BELAJAR
Belajar untuk apa, yaitu :
- Belajar memegang kebenaran firman Tuhan.
Lukas 4:1 Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun.
Roh Kudus membawa Yesus ke padang gurun, lalu dicobai Iblis. Yesus berkemenangan menghadapi tiga pencobaan Iblis dengan perkataan firman. Yesus tahu kebenaran firman, kemudian menggunakannya untuk melawan setiap godaan. Kita pun saat menghadapi berbagai godaan si jahat, ingatkan diri kita tentang firman Tuhan.
- Belajar mendengarkan suara Tuhan.
Lukas 3:2 Pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Besar, datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun.
Yohanes mendengar suara Tuhan ketika di padang gurun, ia meluangkan banyak waktu untuk peka akan petunjuk Tuhan. Sebagai domba-Nya, kita pun harus belajar mendengarkan suara-Nya, sebab Ia sedang berbicara ke kita hari-hari ini. Mungkin tidak audible (suara bisa didengarkan secara langsung), tetapi Ia sanggup memberi impresi atau kesan dalam hati nurani ataupun melalui sebuah kegelisahan batin bila ada sesuatu yang bukan kehendak-Nya, ataupun sebaliknya damai sejahtera saat taat pada firman. Gunakan waktu yang ada saat ini untuk duduk dalam hadirat Tuhan, menyembah, berdoa, memuliakan nama-Nya sehingga Ia berbicara lewat Alkitab maupun Roh Kudus. (Bersambung…)
No responses yet