Rabu, 10 Pebruari 2021

NEW SEASON: BERADAPTASI (3)

 

Ayat Bacaan Hari ini: Mazmur 77:1-21

 

Ayat Hafalan: Pada hari kesusahanku aku mencari Tuhan; malam-malam tanganku terulur dan tidak menjadi lesu, jiwaku enggan dihiburkan. Mazmur 77:3

 

Seringkali apa yang kita alami sangat bertolak belakang dengan apa yang kita harapkan. Kita menginginkan sesuatu yang baik tapi justru hal sebaliknya yang menghampiri kita. Tidak ada yang bisa memprediksi kapan masa sulit itu datang, semua terjadi tanpa di undang. Sama seperti masa pandemi Covid-19 ini, secara tiba-tiba datang melanda seluruh dunia. Kita yang hidup tanpa persiapan ini merasa seperti kehidupan ini tidak adil, kok tiba-tiba dilanda kesusahan. Kita merasa bahwa hidup kita berada di jalur yang benar. Kita setia berdoa, saat teduh, aktif dalam kegiatan kerohanian di gereja dan lain sebagainya, namun yang datang malah kehidupan yang bertambah sulit. Sehingga menimbulkan tanda tanya besar dalam hidup kita, “Mengapa ini yang harus aku alami? Di manakah Tuhan ketika aku dalam kesesakan? Atau masihkah Tuhan mendengar seruanku?”

 

Mari kita belajar untuk beradaptasi dalam masa kesesakan seperti yang ditunjukkan oleh seorang hamba Tuhan bernama Asaf. Dalam Ayat di atas menjelaskan bahwa Asaf merupakan seorang yang takut Tuhan, seorang Pemuji dan Penyembah di dalam Bait Allah. Ia seorang yang sangat menjaga kesucian dan kesalehan hidup di hadapan Tuhan. Namun ia tidak dapat memungkiri bahwa dalam kehidupan sehari-hari yang ia jalani tidak lepas dari yang namanya kesusahan dan penderitaan. Hal tersebut lebih jelas lagi dalam ungkapannya di Mazmur 73:1-5,14 “Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya. Tetapi aku, sedikit lagi maka kaki ku terpeleset, nyaris aku tergelincir. Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang  fasik. Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka. Mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain. Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku tanda tak bersalah. Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi.”

Asaf menyadari “memang Tuhan itu baik bagi orang-orang yang tulus hatinya tetapi kenapa hidupku yang ku jaga dengan hidup di jalan Tuhan justru aku seperti orang yang terkena kutuk dan hukuman setiap hari sementara orang-orang fasik mengalami hari-hari yang baik, enak dan kemujuran…” sesuatu yg sangat ironis tapi merupakan realita hidup. Asaf mengharapkan berkat tapi yang datang penderitaan, Asaf mengharapkan kesehatan tapi yang datang kesakitan, Asaf mengharapkan kebaikan tapi yang datang justru keburukan dalam perjalanan hidupnya. Asaf tidak dapat memahami apa yang sementara ia jalani, tetapi yang luar biasa dari Asaf adalah dalam Mazmur 77:3 “Pada hari kesusahanku aku mau mencari Tuhan, malam-malam tanganku terulur dan tidak menjadi lesu.” Asaf mampu bertahan dalam kesukaran, penderitaan dan kesesakan yang ia alami.

Pertanyaannya adalah, bagaimana kita bisa bertahan dalam kesesakan yg kita alami ?

1. Sadar bahwa satu-satunya pertolongan kita yang pasti hanya datang dari pada TUHAN.

(Mazmur 121: 1-2)

Pemazmur menyadari bahwa pertolongan yang pasti hanya datangnya dari pada TUHAN yang menjadikan langit dan bumi. oleh sebab itu jangan pernah mencari pertolongan kepada yg namanya ciptaan (Langit dan Bumi). Berlarilah pada TUHAN yang empunya ciptaan. Dia sanggup menjadikan segala yang tidak ada menjadi ada. segala yang tidak mungkin menjadi mungkin. Matius 11:28 berkata… “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Kata “kelegaan” di sini berarti “Rasa aman, tenang”. Orang yang sadar bahwa dalam Tuhan ada pertolongan, akan mampu bertahan dalam masa kesesakan yang ia alami bahkan Ia mampu melintasinya… (Bersambung…)

Category
Tags

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *