Kamis, 23 September 2021
MERENDAHKAN HATI DIHADAPAN TUHAN (4)
Ayat Bacaan Hari ini: Yakobus 1:1-18
Ayat Hafalan: Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Yakobus 1:17
Di dunia ini, banyak orang yang merasa suci dan paling benar. Padahal sebenarnya orang itu pongah dan besar kepala, justru selalu mengangkat diri dan senantiasa berbuat dosa. Saat berbuat dosa pun dia sudah tidak sadar. Jika dinasihati, malah marah. Akhirnya dia semakin dalam terperosok ke dalam kesombongan, merasa diri sebagai orang yang paling hebat, paling baik. Coba ingat tentang lucifer, malaikat yang membuat dirinya sama dengan Allah, akhirnya dibuang dari surga karena kesombongannya dihadapan Tuhan. Nasib sama menimpa Adam dan Hawa. Karena ingin sama dengan Allah, keduanya diusir dari Taman Eden. Oleh karena itulah, setiap orang Kristen seharusnya mencerminkan suatu kerendahan hati. Kerendahan dalam konteks ini menyangkut sikap hati, bukan bagai-mana penampilan diri. Suatu kesadaran bahwa diri kita bukanlah apa-apa, merupakan salah satu wujud kerendahan hati. Jika seseorang menyadari kalau dirinya bukan apa-apa, maka apa pun yang ada padanya bukan dianggap sebagai miliknya. Maka pengendalian diri dari dalam, menjadi sesuatu yang paling penting.
Dalam dunia kerja, kita sebagai pekerja pun seharusnya menyikapi ini semua dengan kesungguhan yang utuh. Nikmati apa yang ada, yang Tuhan berikan. Kita tidak perlu berpura-pura merendahkan diri dengan mengenakan pakaian compang-camping ke kantor. Kalau kita memang bisa, kenapa tidak memakai pakaian yang bagus? Tidak perlu memakai sandal jepit jika kita sanggup beli sepatu. Tetapi jangan pula membeli pakaian bagus dari tumpahan darah atau keringat orang lain. Sekali lagi, bukan penampilan luar yang berbicara tentang kerendahan hati, tetapi sikap hati. Sehingga kita merasa lebih bukan karena punya banyak uang, bukan pula karena kita punya jabatan. Sebaliknya, kita merasa kurang, bukan lantaran tidak punya uang atau tidak punya jabatan. Tetapi yang penting, lebih atau kurangnya kita dalam kehidupan, kita perlu senantiasa menanyakan apakah kita dekat dengan Tuhan? Jika kita dekat dengan Tuhan, DIA-lah nilai lebih kita. Sebab kalau kita bersama Tuhan maka DIA akan mengangkat kita. Jikalau kita bersama dengan Tuhan, DIA akan meninggikan kita. Oleh kebenaran, kita direndahkan.
Oleh kebenaran pula kita akan ditinggikan. Oleh karena kebenaran kita diangkat oleh Tuhan. Tetapi barangsiapa meninggikan diri melewati kebenaran, dia akan direndahkan. Jika mendapat penghinaan, atau direndahkan, puji Tuhan. Itu kesempatan untuk merendahkan hati, bukan untuk merendahkan diri. Tetapi jika kita kecewa atau marah terhadap tekanan, berarti kita telah membuang harta benda yang luar biasa nilainya. Kesempatan seperti itu ibarat mutiara yang terindah, pemberian Tuhan. Jadi, jangan dibuang.
Allah berdiam di tempat tinggi akan tetapi dia ada dalam hati kita sebagai orang percaya. Tuhan mengajarkan kepada kita untuk belajar hidup dengan kerendahan hati, bukan menjadi orang yang sombong dan tinggi hati. Tuhan tidak menginginkan kita untuk tetap selalu berada dalam zona nyaman akan tetapi kadang Tuhan menginginkan kita untuk melewati badai hidup. Yakobus 1:17-18 Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; padaNya tidak ada perubahan atau banyangan karena pertukaran. Atas kehendakNya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh Firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung diantara semua ciptaanNya. Ketika dijadikan prioritas oleh Tuhan sehingga kita dapat naik ke tingkat yang lebih tinggi dan Ia mengajarkan kita untuk tetap merendahkan diri.
No responses yet