Rabu, 29 Juli 2020

MENJAGA PERKATAAN (3)

Ayat Bacaan Hari ini: Amsal 18:1-24

Ayat Hafalan: Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya. Amsal 18:21

Lidah adalah bagian anggota tubuh yang kecil, tetapi dapat membuat segala perkara menjadi besar (Yakobus 3:5). Dengan perkataan, kita dipercaya dan tidak dipercaya, dipuji dan dicemooh. Kata-kata menentukan masa depan, dan karena kata-kata jugalah kita terlepas dari masalah atau malah terjerat masalah (Amsal 21:23).

Seseorang mungkin bisa memaafkan perbuatan orang lain terhadap dirinya, tapi akan sulit melupakan perkataannya. Karena itu, sangatlah penting untuk menjaga ucapan yang keluar dari lidah kita.

Namun, kejahatan lidah tidak hanya berkisar seputar fitnah, dusta, atau verbal bullying. Ada sejumlah dampak buruk lain yang dapat dipicu oleh perkataan. Apa saja itu?
Lidah: Si Kecil yang Berbahaya

Berikut empat kesalahan yang kerap kita lakukan, entah sadar maupun tidak, dengan lidah kita.

1. Perkataan yang Sia-Sia

Tetapi ada orang yang tidak sampai pada tujuan itu dan yang sesat dalam omongan yang sia-sia. – 1 Timotius 1:6

Omongan yang sia-sia adalah ucapan yang tidak jelas, belum terbukti, yang membuat lawan bicara kita sulit memahami pesan yang ingin disampaikan, atau tidak ada faedahnya.

Perkataan yang “lain di bibir, lain di hati” juga termasuk omongan yang sia-sia. Misalnya, orang yang memiliki pengetahuan tentang firman bisa jadi hanya mengutip apa yang kedengarannya benar–bukan karena itu keluar dari keyakinannya sendiri. Berhati-hatilah dengan hal ini. Anda menunjukkan seakan-akan Anda hebat, punya hidup rohani yang sempurna. Padahal, kenyataannya Anda butuh bantuan dan bimbingan, atau harus memperbaiki kelemahan Anda.

Ucapan sia-sia membuat kita tidak mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu pertolongan untuk menjaga hati kita tetap benar di hadapan Tuhan. Jadi, jangan sampai akibat lidah yang sembarangan mengucap, kita justru gagal memperoleh nasihat dan arahan agar tidak salah langkah.

2. Tidak Bisa Mengekang Lidah

Jika Anda bertemu seseorang yang giat beribadah dan melayani dengan luar biasa, tapi sering melontarkan kata-kata kotor, kasar, tidak pantas, tidak membangun, dan menjatuhkan orang lain, bagaimana pandangan Anda terhadap orang tersebut?

Saya yakin Anda tak akan terpesona, apalagi terkagum-kagum dengan ibadah atau pelayanannya. Sebaliknya, mungkin Anda akan berkomentar, “Percuma dia beribadah, kata-katanya tidak mencerminkan orang yang mengaku percaya Yesus.”

Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya. – Yakobus 1:26 ( Bersambung… )

 

Rabu, 29 Juli 2020

MENJAGA PERKATAAN (3)

Ayat Bacaan Hari ini: Amsal 18:1-24

Ayat Hafalan: Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya. Amsal 18:21

Lidah adalah bagian anggota tubuh yang kecil, tetapi dapat membuat segala perkara menjadi besar (Yakobus 3:5). Dengan perkataan, kita dipercaya dan tidak dipercaya, dipuji dan dicemooh. Kata-kata menentukan masa depan, dan karena kata-kata jugalah kita terlepas dari masalah atau malah terjerat masalah (Amsal 21:23).

Seseorang mungkin bisa memaafkan perbuatan orang lain terhadap dirinya, tapi akan sulit melupakan perkataannya. Karena itu, sangatlah penting untuk menjaga ucapan yang keluar dari lidah kita.

Namun, kejahatan lidah tidak hanya berkisar seputar fitnah, dusta, atau verbal bullying. Ada sejumlah dampak buruk lain yang dapat dipicu oleh perkataan. Apa saja itu?
Lidah: Si Kecil yang Berbahaya

Berikut empat kesalahan yang kerap kita lakukan, entah sadar maupun tidak, dengan lidah kita.

1. Perkataan yang Sia-Sia

Tetapi ada orang yang tidak sampai pada tujuan itu dan yang sesat dalam omongan yang sia-sia. – 1 Timotius 1:6

Omongan yang sia-sia adalah ucapan yang tidak jelas, belum terbukti, yang membuat lawan bicara kita sulit memahami pesan yang ingin disampaikan, atau tidak ada faedahnya.

Perkataan yang “lain di bibir, lain di hati” juga termasuk omongan yang sia-sia. Misalnya, orang yang memiliki pengetahuan tentang firman bisa jadi hanya mengutip apa yang kedengarannya benar–bukan karena itu keluar dari keyakinannya sendiri. Berhati-hatilah dengan hal ini. Anda menunjukkan seakan-akan Anda hebat, punya hidup rohani yang sempurna. Padahal, kenyataannya Anda butuh bantuan dan bimbingan, atau harus memperbaiki kelemahan Anda.

Ucapan sia-sia membuat kita tidak mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu pertolongan untuk menjaga hati kita tetap benar di hadapan Tuhan. Jadi, jangan sampai akibat lidah yang sembarangan mengucap, kita justru gagal memperoleh nasihat dan arahan agar tidak salah langkah.

2. Tidak Bisa Mengekang Lidah

Jika Anda bertemu seseorang yang giat beribadah dan melayani dengan luar biasa, tapi sering melontarkan kata-kata kotor, kasar, tidak pantas, tidak membangun, dan menjatuhkan orang lain, bagaimana pandangan Anda terhadap orang tersebut?

Saya yakin Anda tak akan terpesona, apalagi terkagum-kagum dengan ibadah atau pelayanannya. Sebaliknya, mungkin Anda akan berkomentar, “Percuma dia beribadah, kata-katanya tidak mencerminkan orang yang mengaku percaya Yesus.”

Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya. – Yakobus 1:26 ( Bersambung… )

 

Category
Tags

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *