Jumat, 08 April 2022
MENJADI MANUSIA BARU DI DALAM TUHAN (5)
Ayat Bacaan Hari ini: Efesus 4:17-32
Ayat Hafalan: dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. Efesus 4:24
Ada kisah nyata yang melatarbelakangi lukisan “Perjamuan Terakhir” Yesus dan murid-murid. Leonardo da Vinci, sang pelukisnya ternyata membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikan mahakaryanya itu. Bagi da Vinci, tak sulit menemukan model untuk melukis wajah para murid. Akan tetapi, untuk menemukan model untuk melukis gambar diri Yesus, hmm bukan perkara mudah. Lama da Vinci mencari, akhirnya dia bertemu dengan seseorang yang bernama Pietri Bandinelli, “Ini dia model Yesus .. cocok!”
Namun, ada satu model lagi yang harus dia temukan untuk menyelesaikan lukisannya itu dan ini tampaknya jauh lebih sulit menemukannya dibanding model bagi gambar Yesus. Da Vinci kesulitan untuk menemukan model wajah Yudas Iskariot. Dicari kemana-mana model buat Yudas, tapi hasilnya nol besar. Sampai satu ketika dia bertemu dengan satu orang yang menurut dia orang ini mampu memberikan gambaran tentang karakter Yudas yang tentunya sangat berbeda sama sekali dengan karakter murid-murid, apalagi karakter Yesus. Akhirnya proses penyelesaian lukisan “Perjamuan Terakhir” pun dilanjutkan.
“Pak da Vinci … ” kata laki-laki yang menjadi model Yudas itu, “Apakah bapak sudah tidak mengenali saya lagi? Beberapa tahun yang lalu, saya duduk di kursi ini, juga untuk menjadi model lukisan bapak. Ini saya pak” kata orang itu dengan nada berat. “Saya Pietri Bandinelli, dulu saya menjadi model bagi wajah Yesus. Ahhh, ternyata perjalanan hidup saya membawa saya sekarang ini menjadi model yang menggambarkan wajah Yudas.”
Bukankah apa yang dialami oleh Bandinelli juga merupakan tantangan terbesar kita sebagai orang percaya dalam memasuki kehidupan di tahun baru ini? Dalam beberapa waktu seseorang bisa menjadi “mirip Kristus,” namun seiring dengan perjalanan kehidupan yang semakin berat, bukan tidak mungkin seseorang berubah drastis menjadi lebih “mirip Yudas.” Hal inilah rupanya juga menjadi titik perhatian firman Tuhan kepada jemaat di Efesus waktu itu. Jangan sampai berbagai pergumulan yang mereka hadapi kala itu, ketika mereka bertemu dengan:
“mereka yang tidak mengenal Allah” (ayat 17),
“mereka yang jauh dari Allah” (ayat 18),
“mereka yang tunduk pada hawa nafsu” (ayat 19),
“mereka yang suka berdusta” (ayat 25),
“mereka yang suka mencuri” (ayat 20),
“mereka yang suka memendam dendam, marah, bertikai, memfitnah” (ayat 31) …
itu semua membuat jemaat Efesus sebagai orang percaya betul-betul diuji “kemiripannya dengan Kristus.”
Atau dengan bahasa firman Tuhan kita dalam perikop ini, “mereka sebagai orang percaya yang telah dibaharui oleh roh dan pikirannya (ayat 23), sudah mengenakan manusia baru,”
Jangan sampai menanggalkan manusia barunya itu dan kembali lagi menggunakan kehidupan ‘manusia lama’ mereka yang sia-sia itu! Sebab jika hal itu terjadi, maka percuma pengorbanan Kristus diatas kayu salib bagi kita semua. Tuhan mengorbankan diriNya, agar kita yang percaya memperoleh kehidupan yang baru. Tugas kita sebagai orang yang telah dimateraikan oleh Allah – yang telah dijamin keselamatannya adalah tetap menjaga keselamatan yang telah ada di dalam hidup kita itu agar tidak hilang dinodai “kehidupan manusia lama yang sia-sia”.
No responses yet