Kamis, 05Nopember 2020
MENGUBAH MASALAH MENJADI BERKAT (4)
Ayat Bacaan Hari ini: Matius 11:20-30
Ayat Hafalan: “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” Matius 11:29
Tuhan memanggil kita bukan untuk menyusahkan kita, juga bukan untuk menambahi beban dan menekan kita, tetapi Tuhan memanggil kita untuk memberkati kita. Berkat itu disebut sebagai kelegaan atau damai sejahtera. Dalam bahasa Inggris kata kelegaan ini adalah rest, yang artinya beristirahat atau berhenti dari kelelahan. Inilah panggilan kelegaan. Bersyukur kita memiliki Tuhan seperti ini. Tuhan yang memberi perhentian. Kelegaan dari Tuhan bisa kita peroleh dan kita nikmati kalau kita belajar sesuatu dari Tuhan. Jadi kita harus mengerti bahwa kelegaan yang Tuhan berikan kepada kita bukan otomatis. Kita juga harus belajar untuk mendapat ketenangan atau kelegaan tersebut. Inilah yang membedakan kuasa-kuasa kegelapan atau Setan dengan Tuhan. Kalau seseorang datang kepada sumber kuasa-kuasa kegelapan atau setan untuk mendapat pertolongan, maka mereka bisa mendapat pertolongan, tetapi mereka harus menjual keselamatan mereka kepada Setan. Ini berarti bukan mendapat pertolongan, tetapi kecelakaan atau kebinasaan. Misalnya orang mau kaya mendadak, mendapat jodoh mendadak, naik pangkat mendadak, dan lain sebagainya. Bisa saja setan mengabulkan keinginan mereka, tetapi akibat dari pemberian Setan tersebut, mereka harus menjual jiwanya ke neraka. Ini namanya bukan untung, tetapi buntung. Bukan berkat, tetapi laknat.
Dalam Matius 11:29 Tuhan Yesus berfirman: Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Apa arti perkataan Tuhan ini? Kuk adalah alat mengekang atau membelenggu lembu agar dapat dikendalikan. Ini sama dengan kayu yang dipasang di atas lembu untuk membajak sawah. Binatang sapi kalau tidak diberi kuk menjadi liar dan tidak bisa dikendalikan. Tuhan memberi kuk supaya kita dapat dikendalikan. Kuk di sini bisa berarti dua hal, yaitu pertama masalah-masalah hidup, dan kedua Firman Tuhan.
Masalah-masalah hidup yang harus kita alami adalah demi kedewasaan kita. Kedewasaan rohani inilah yang membuat kita dapat menikmati kelegaan Tuhan atau damai sejahtera Tuhan. Melalui masalah-masalah hidup tersebut kita diajar untuk menikmati kelegaan atau ketenangan dari Tuhan. Mengapa masalah hidup menjadi kuk atau belenggu yang akhirnya mendatangkan kelegaan? Dalam kenyataan hidup ini banyak orang telah menjadi rusak, artinya sombong, kejam, mau menang sendiri, egois, suka bohong, dan lain sebagainya, tetapi ketika mendapat persoalan berat maka hal-hal negatif tersebut dapat ditekan atau bahkan bisa dihilangkan. Hal-hal ini, yaitu sombong, serakah, gampang tersinggung, kejam, mau menang sendiri, tidak mau mengalah, egois, dan lain sebagainya adalah hal-hal yang menjadi penyebab mengapa seseorang menjadi letih lesu dan berbeban berat. Selama seseorang masih memiliki watak ini, maka hidupnya tidak akan tenang. Biar ia menjadi pejabat tinggi, orang kaya raya maupun orang yang paling terkenal, ia tidak akan dapat menikmati kelegaan Tuhan.
Melalui pengalaman hidup yang melibatkan pikiran, perasaan dan seluruh hidup kita, Tuhan mau menghilangkan hal-hal yang negatif dalam hidup kita atau watak-watak buruk tersebut. Sering Tuhan mengijinkan suatu peristiwa yang luar biasa terjadi dalam hidup kita. Peristiwa-peristiwa hidup yang dapat menggoncang pikiran, perasaan, dan seluruh hidup kita. Kalau tidak digoncang dengan goncangan yang kuat, kadang kurang mengubah kita atau tidak berdaya guna menghilangkan watak-watak buruk dalam hidup kita. Dalam hal ini kita dapat mengerti bahwa tekanan-tekanan hidup ternyata bisa menjadi berkat. Sebab dengan tekanan-tekanan hidup itu, watak buruk kita dapat dibuang dan kita dapat menikmati kelegaan Tuhan atau damai sejahtera-Nya.
No responses yet