Jumat, 28 Agustus 2020
MENGANDALKAN TUHAN DALAM USAHA (5)
Ayat Bacaan Hari ini: Amsal 6:1-19
Ayat Hafalan: “Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak:” Amsal 6:6
Bisakah Anda mengendarai sepeda atau sepeda motor sebelum melatih keseimbangan? Bisa dijamin Anda akan terjatuh jika tidak tahu bagaimana agar bisa berada seimbang diatasnya. Bagi pemain sirkus terutama para pemain trapeze atau orang yang memegang galah panjang dalam meniti seutas tali, jelas keseimbangan merupakan hal yang mutlak pula untuk mereka miliki. Dalam bingkai yang lebih besar, sebuah keseimbangan dalam banyak hal sangat menentukan keberhasilan seseorang dalam hidupnya. Itu tentu termasuk keseimbangan antara bekerja dan berdoa. Dalam bahasa Latin ada semboyan yang bunyinya Ora et Labora, yaitu “berdoa dan bekerja”.
Bayangkan jika Anda hanya berdoa saja tanpa melakukan apa-apa. Ada banyak orang Kristen yang menerjemahkan berkat-berkat yang turun dari Tuhan itu secara sepihak. Mereka kerap mengharapkan berkat turun dicurahkan dari langit lewat serangkaian mukjizat spektakuler setiap saat, dan tidak melakukan apapun untuk mendapatkan berkat itu, selain berdoa siang dan malam. Atau sebaliknya hanya bekerja terus dari pagi sampai larut malam tanpa memperhatikan keadaan rohani anda. Itu tentu tidak baik. Hanya fokus dalam bekerja atau meniti karir tanpa menjaga sisi rohani akan mengarahkan orang ke dalam keangkuhan, cinta harta, popularitas dan berbagai hal buruk lainnya. Sebuah keseimbangan antara bekerja dan berdoa jelas merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan.
Kita tidak bisa melakukan satu hal saja dan melupakan yang lain. Tuhan memang bisa menurunkan berkatNya dalam keadaan apapun. Benar bahwa Yesus berkata “Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.” (Matius 21:22). Kuasa doa memang besarnya bisa sangat luar biasa. Tetapi ingat pula bahwa Tuhan tidak menginginkan anak-anakNya menjadi orang-orang yang malas dan manja, hanya meminta dan terus meminta tanpa mau melakukan apa-apa. Tuhan sudah berulang kali menyatakan ketidaksukaanNya terhadap orang yang malas. Lihatlah bagaimana kerasnya Tuhan menghadapi orang yang malas dalam “perumpamaan tentang talenta” yang tertulis di Matius 25:14-30. Itu bahkan begitu keras, sehingga Alkitab berkata “Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.” (ay 30).
Lihat pula teguran-teguran yang datang kepada orang malas dalam Amsal 6. Salah satunya berkata: “Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak.” (ayat 6). Semut adalah serangga yang lemah dan berukuran jauh lebih kecil dibanding manusia, tetapi baiklah jika orang malas belajar dari etos kerja semut. Itu adalah teguran yang sebenarnya cukup keras. Orang malas itu tidak bijak. Dan teguran dari Paulus juga menggambarkan hal yang keras pula. “jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.” (2 Tesalonika 3:10). Rajin berdoa memang baik, dan itu sudah menjadi kewajiban kita. Tetapi jangan lupa pula bahwa kita harus bekerja dengan sungguh-sungguh, bahkan dikatakan seperti melakukannya untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolose 3:23). ( Bersambung…)
No responses yet