Kamis, 14 Oktober 2021
MELEPASKAN PENGAMPUNAN (4)
Ayat Bacaan Hari ini: Matius 6:5-15
Ayat Hafalan: “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” Matius 6:14-15
Setiap kita pasti berinteraksi dengan orang-orang setiap hari. Paling tidak kita pasti setiap hari berinteraksi dengan keluarga kita. Tidak hanya keluarga bahkan setiap hari kita akan berinteraksi dengan teman kuliah kita, teman kerja, teman pelayanan di gereja bahkan dengan masyarakat di lingkungan kita. Kadang kala interaksi kita dengan lingkungan kita tidak berjalan dengan baik karena mungkin ada kesalahan-kesalahan orang lain kepada kita atau pun kesalahan kita kepada orang lain. Setiap kita tidak ada yang sempurna, jadi pasti ada konflik yang terjadi antara kita dengan orang disekitar kita baik yang sengaja maupun yang tidak sengaja. Ada konflik yang sebentar saja dapat diselesaikan tetapi ada juga konflik yang memerlukan waktu alam untuk diselesaikan, tergantung pribadi yang mengalami konflik tersebut maukah mereka melepaskan pengampunan atau mereka memendam sakit hati yang mereka rasakan.
“Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” Matius 6:14-15. Lepaskan pengampunan saat ada konflik terjadi, baik di keluarga kita, lingkungan kita kuliah, kerja ataupun di gereja kita. Terkadang banyak orang tidak mau menyelesaikan konflik khususnya di lingkunagn keluarga. Ingatlah bahwa masa lalu menentukan apa yang terjadi pada kita di masa kini dan masa kini menentukan apa yang terjadi pada kita di masa depan. Saat kita menyimpan konflik maka konflik itu akan muncul saat keadaan kita tertekan. Saat sebuah konflik tidak diselesaikan maka hal itu akan mengahalangi berkat Allah turun ke atas setiap kita.
Mengapa konflik bisa terjadi? Konflik terjadi saat ada kesalahpahaman antara kita dengan orang terdekat kita, mungkin keluarga kita, pasangan kita, teman kerja kita, teman kuliah ataupun teman pelayanan kita. Seseorang yang kita harapkan mengerti tetapi justru membuat hati kita terluka. Pasangan suami istri yang tidak akur, orang tua yang mendidik anaknya terlalu keras, anak-anak yang memberontak kepada orang tua itu adalah berbagai konflik yang sering terjadi di tengah-tengah keluarga. Saat konflik terjadi di keluarga mampukah kita mengampuni keluarga yang menyakiti kita? Rusaknya anak muda sekarang kebanyakan terjadi akibat konflik di dalam keluarga yang tidak diselesaikan.
Kita harus hidup mengampuni karena Yesus datang untuk mengampuni orang yang bersalah dan berdosa. Jika kita ingin menjadi orang yang bebas dan berkemenangan kita harus bisa mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Bagaimana cara kita agar bisa melepaskan pengampuni sehingga berkat Allah turun ke atas hidup kita?
1. Kita Harus Mengambil Keputusan “Saya Harus Mengampuni”
Saat kita datang ke hadirat Tuhan, jika tidak ada damai di hati, jika masih ada dendam atau konflik kita dengan orang lain maka ibadah kita sia-sia belaka. Oleh sebab itu, ambil keputusan untuk mengampuni orang yang bersalah pada kita. Masalahnya bukan bisa atau tidak bisa untuk mengampuni orang yang bersalah pada kita tetapi yang jadi masalah adalah apakah kita mau mengampuni atau tidak mau mengampuni orang yang bersalah pada kita. Mengampuni bukan omongan di mulut kita saja tetapi pengampunan datangnya dari dalam hati. Saat kita mau mengampuni orang yang bersalah kepada kita maka Tuhan akan mengampuni kesalahan kita. Jangan tunggu sampai besok tetapi saat ini juga ambil keputusan untuk mengampuni siapa saja orang yang sudah menyakiti hati kita. Saat kita tidak mau mengampuni maka imbasnya tidak hanya terjadi pada kita saja tetapi orang sekitar kita pun akan menerima akibatnya (Bersambung)
No responses yet