Senin, 11 Oktober 2021
MELEPASKAN PENGAMPUNAN (1)
Ayat Bacaan Hari ini: Mazmur 103:1-22
Ayat Hafalan: “Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.” Mazmur 103:12
Dosa adalah utang. Untuk membebaskan manusia dari utang dosa itu, Allah harus membayarnya sangat mahal-dengan mengurbankan Putra-Nya, Yesus Kristus! Sungguh mencengangkan, bukan? Mungkin suami atau istri, anak atau orangtua, kerabat atau sahabat juga pernah menyakiti hati Anda dan melakukan kesalahan. Dosa dan kesalahan mereka itu seperti utang yang perlu mereka selesaikan. Supaya luka batin Anda disembuhkan dan hubungan Anda dengan mereka dipulihkan.
Sebagai orang yang telah ditebus Kristus dan diberi hidup baru, Anda dan saya dipanggil untuk mengampuni, bahkan mengasihi dan membalas kejaha tan sesama dengan kebaikan. Tak peduli mereka sudah meminta maaf atau belum. Ketika kita tak sudi melepaskan pengampunan, hati kita akan dibelenggu oleh kejengkelan, kemarahan, kepahitan. Hidup jadi tak nyaman-susah tidur, makan tak enak, relasi jadi beku penuh prasangka. Sebab, kesalahan dan dosa itu sampah! Ketika kita enggan membereskan dan menunggu mereka meminta maaf, kita menimbun sampah di dalam hati. Dan, membuat hidup kita sendiri menderita. Seolah-olah kita tersandera dalam “penjara” buatan sendiri, sambil dikelilingi para “algojo” yang siap menyiksa.
Jika Anda sedang dalam kondisi seperti ini, tinggalkanlah sejenak ibadah Anda, puasa Anda, pekerjaan Anda. Atau, jika Anda sedang terbaring hendak memejamkan mata, segeralah bangkit. Temui seteru Anda dan berdamailah. Lepaskan pengampunan-tak peduli ia mau menerimanya atau tidak. Sedalam apapun luka yang pernah kita peroleh, tugas kita sebagai orang yang percaya adalah melepaskan pengampunan dan percaya kepada Tuhan untuk melakukan apa yang menjadi kehendak-Nya. Pengampunan yang Tuhan kehendaki tidak memiliki batas maksimal. Mengapa? Sebab dosa-dosa kita telah diampuni olehTuhan yang terlebih dahulu, seprti apa yang dikatakan pemazmur. “Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.” (Mazmur 103:12).
Jika Tuhan saja tak mengingat kesalahan kita,mengapa kita masih belummau mengampui orang lain? Bahkan kita terus mengungkit dan menyimpannya dalm hati? “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” (Matius 6:14-15).
Lalu, bagaimana faktanya? Mengapa kita masih sulit mengampuni orang lain? Padahal dikatakan bahwa jika kita tidak mengampuni kesalahan orang lain, maka akan ada konsekuensi yang harus kita tanggung yaitu Tuhan tidak akan memberi pengampunan. Mantan Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy mengatakan kita harus mengampuni musuh, namun jangan lupakan mereka. Musuh yang dimaksud adalah orang yang menyakiti, namun kita harus mengampuni dan tetap mengingatnya sebagai teman, bukan melupakan mereka.
Dengan kekuatan sendiri, kita tidak akan pernah mampu mengampuni orang lain tanpa batasan dan lulus. Kekuatan untuk melepaskan pengampunan ini berasal dari Roh Kudus. Dia yang memberi kesanggupan kepada kita. Lalu, masihkah kita mengeraskan hati untuk orang tidak mengampuni orang lain?
No responses yet