Jumat, 20 November 2020

MASALAH ADALAH BERKAT (5)

 

Ayat Bacaan hari ini: Ayub 2:1-13

 

Ayat Hafalan: Tetapi jawab Ayub kepadanya: “Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya. Ayub 2:10

 

(Sambungan…)

 

MASALAH MENDEWASAKAN

 

Sikap kedua yang umum pada orang yang sedang menghadapi masalah, adalah sayang diri. Menyesali apa yang terjadi, merasa malang sendiri. Situasi ini membuat kita berputar-putar pada diri sendiri. Masalah tidak untuk disesalkan tetapi dirayakan. Kesulitan dan pergumulan hidup adalah properti pribadi, hak milik yang perlu kita “cintai”. Ya, menikmati masalah sebagai bagian dari kehidupan baik atau buruk. Susah atau senang. Sakit atau sehat.

 

Seperti teguran Ayub kepada Istrinya:
“Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” Ayub 2:10

 

Setiap kita justru didewasakan lewat masalah, dan bukan hanya lewat berkat kesenangan.  Itulah alasan mengapa Tuhan mengajak kita bersyukur senantiasa. Karena Dia turut bekerja dalam setiap peristiwa untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang percaya kepadaNya. Hal lain yang perlu kita ingat, jika Ia  mengijinkan masalah Tuhan selalu menyiapkan kekuatan untuk menjalaninya. Seperti firmanNya: “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya”. 1 Korintus 10:13

 

Biasanya mereka yang mudah menyerah, mengeluh dan putus asa saat ada kesulitan memiliki harga diri yang miskin, daya juang yang rendah dan daya tahan stres yang lemah. Semua kesulitan hidup kita ada alasannya. Jangan menyalahkan apalagi meratapi diri. Jangan juga mengkambinghitamkan orang lain. Terima, jalani dan nikmati. Bersahabat dengan masalahmu sendiri. Masalah utama kita bukanlah memiliki masalah, tapi takut menghadapi masalah dan mau melarikan diri. Padahal setiap masalah ada jalan masuknya. Jika ada persoalan jangan cari jalan keluar tapi justru jalan masuk. Caranya kenali baik-baik masalahmu,  diagnosa dan jika perlu cari konselor atau psikolog untuk membicarakannya, dan menemukan jalan masuk.

 

Pada saatnya masalah itu sendiri akan menjadi “JALAN KELUAR” bagi kita. Mendewasakan. Sebab lewat masalah itu kita berjuang, beriman dan menemukan jalan yang baru, yang lebih baik dan membuat mental kita  lebih sehat dan kuat. Masalah tidak untuk kita atasi atau hindari, tapi kita jalani dan nikmati. Untuk itu kita perlu meminta anugrah Tuhan agar cakap menjalani dan menikmati setiap luka kita. Belajar menikmati luka kemarahan, kekecewaan atau kesedihan kita. Belajar tidak menyangkal dan menekan perasaan pribadi.

 

Akhirnya marilah belajar bersahabat dengan masalah, kenali baik-baik dan berjalan dengan dia. Problema hidup adalah properti pribadi yang membuat hidup lebih utuh. Karena kebahagiaan sejati itu sesungguhnya menikmati kesenangan dan kesusahan secara seimbang

 

Setiap masalah juga akan ada akhirnya,  pada waktunya kita akan “wisuda” dari masalah atau kesulitan hidup. Selamat merayakan hidup yang sulit, sambil mengingat kita tidak sendiri. Setiap murid wajib memikul salibnya setiap hari.

Category
Tags

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

October 2024
M T W T F S S
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031