Sabtu, 14 Agustus 2021
KEMERDEKAAN YANG SEJATI (6)
Ayat Bacaan Hari ini: Efesus 6:10-20
Ayat Hafalan: karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Efesus 6:12
(Sambungan…)
Kemerdekaan yang dipersembahkan bagi Kristus
Kita yang sudah benar-benar mengalami kemerdekaan oleh Kristus kini benar-benar mengalami kemerdekaan yang sesungguhnya. Dengan kekuatan yang kita terima melalui kesatuan kita dengan Kristus, kita akan dimampukan untuk tidak lagi terikat dengan tabiat-tabiat dan belenggu-belenggu dosa. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita mungkin masih kurang iman dan dalam sejumlah hal masih mengalami upaya-upaya penarikan oleh kekuatan dunia ini.
Memang, selama kita hidup selama itu pula cobaan menanti kita. Tingkat kualitas cobaan tersebut akan setara dengan potensi kegunaan kita bagi Kristus. Makin tinggi potensi kita, makin besar ancaman yang kita bawa atas rencana jahat iblis atas dunia ini. Dengan demikian, akan makin gencar pula serangan iblis bagi kita.
Perjuangan iman ini memang tidak mudah karena perjuangan tersebut adalah perjuangan melawan roh-roh di angkasa, yakni kuasa si jahat (Efesus 6:12). Salah satu jendela strategis yang Iblis selalu coba terobosi adalah pikiran kita. Dengan mengendalikan pikiran dan pola pikir kita Iblis akan menguasasi salah satu sumber daya terbesar orang bersangkutan. Ia akan menggerogoti pikiran kita dengan membombardir kita dengan suara-suara yang mematahkan semangat dan iman kita, dan berusaha mengalihkan fokus hidup kita dari iman kepada Kristus kepada keadaan di depan mata dengan segala kemustahilan secara manusia. Iblis akan berusaha menutup pikiran kita bahwa kita sebenarnya sudah diselamatkan dan karenanya dengan kesatuan bersama kuasa kebangkitan Kristus, kita telah dilayakkan dan senantiasa akan dimampukan ALLAH untuk melayani-Nya.
Oleh karenanya, sisa hidup ini haruslah diisi dengan kehidupan yang senantiasa mengarahkan pandangan rohani kita kepada Kristus.
Sebagaimana lensa kamera yang harus selalu disesuaikan kembali dari waktu ke waktu setiap kali mengambil suatu gambar, demikian juga dengan fokus lensa hidup kita. Setiap keadaan di sekeliling kita, bahkan kondisi di dalam diri kita, senantiasa berbeda dari waktu ke waktu. Di tengah kondisi yang berubah-ubah sedemikian, Iblis selalu berupaya mencuri perhatian kita agar kita melepaskan fokus dan konsentrasi kita dari Kristus ke keadaan semu di sekeliling kita.
Sebagaimana Petrus yang akhirnya tenggelam setelah ia melapaskan fokusnya dari Kristus setelah beberapa waktu Petrus sempat berjalan di atas air ketika ia hanya mengarahkan konsentrasinya kepada Kristus semata, demikian juga kita akan ditaklukkan ketika kita justru fokus pada keadaan kita, kelemahan, kekuatiran kita atau “angin kencang” lain yang mengancam kita. Kita butuh mental rohani lensa kamera yang harus selalu difokus ulang dari waktu ke waktu untuk mempertahankan fokus pada Kristus semata.
Hanya hidup yang fokus pada Kristus membuat kita benar-benar merdeka dari beban hidup yang tidak perlu. Kita akan mampu juga untuk memilih dan memilah mana yang berguna bagi kemuliaan Kristus, mana yang tidak dan karenanya harus dilepas. Kalau kita benar-benar fokus pada Kristus, tidak akan ada unsur dunia ini yang akan terlalu berat bagi kita untuk dilepaskan demi Kristus. Pada titik ini kita mengalami kemerdekaan sejati, dan hidup terasa jauh lebih ringan dan dapat dinikmati dalam damai Kristus.
(Bersambung…)
No responses yet