Kamis, 09 Juni 2022

KELUARGA YANG BERKEMENANGAN (4)

 

Ayat Bacaan Hari ini: Mazmur 37:1-40

 

Ayat Hafalan: Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; Mazmur 37:25

 

Semua keluarga di dunia ini ingin memiliki kehidupan rumah tangga atau keluarga yang diberkati dan pada gilirannya menjadi berkat. Bagaimana agar keluarga kita dapat menjadi keluarga yang diberkati dan berkemenangan? Mari kita memperhatikan tuntunan firman Tuhan yang terdapat dalam Mazmur 37.

 

Pertama: Milikilah kehidupan yang benar “….tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan..” (Mazmur 37:25). Orang benar tidak didefinisikan sebagai orang yang tidak pernah berbuat dosa atau kesalahan. Orang benar adalah orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan dibenarkan oleh kuasa darah-Nya (1 Petrus 18:19). Dalam menjalankan kehidupannya “orang benar” takut akan Tuhan (Mazmur 112:1). Keluarga yang menjalankan roda kehidupannya dengan benar, pasti akan harmonis, diberkati dan menjadi berkat bagi orang-orang disekitarnya. Masing-masing anggota keluarga, baik suami-istri, dan anak-anak bertanggung jawab menjalankan peranannya. Bukan karena takut kepada manusia tetapi “takut kepada Tuhan”. Takut akan Tuhan mencakup:

– Kehidupan yang senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan

– Menjauhkan diri dan membenci dosa

– Melakukan kebenaran firman Tuhan dalam praktek kehidupan sehari-hari

“Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut” (Amsal 14:27). Orang benar dijanjikan tidak akan ditinggalkan sampai anak-cucunya meminta-minta, tetapi sebaliknya dijanjikan berkat ada diatas kepala orang benar “Berkat ada di atas kepala orang benar, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman” (Amsal 10:6).

 

Kedua, agar keluarga kita diberkati dan berkemenangan: Praktekkanlah kehidupan yang penuh dengan kemurahan dan belas kasihan (Mazmur 37:26). Jika keluarga kita tidak mempraktekkan kehidupan yang murah hati dan penuh dengan belas kasihan, jangan harap kita akan diberi kemurahan. “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya” (Galatia 6:7). “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah” (Galatia 6:10). Orang yang kaya secara materi, belum tentu otomatis kaya dalam kemurahan. Tidak jarang kita melihat orang yang semakin kaya, semakin kikir dan tidak mau peduli dengan orang lain Kemurahan hati adalah buah Roh Kudus, “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,..” (Galatia 5:22). Jemaat Makedonia adalah teladan dalam kemurahan hati “Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan” (2 Korintus 8:2). Kasih adalah dasar hubungan antara suami-istri “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya” (Efesus 5:25).

 

Kekayaan dan kehormatan bukanlah segala-galanya. Kejarlah yang utama yaitu hidup takut akan Tuhan dan dalam kemurahan hati, maka kekayaan dan kehormatan akan menjadi bonus dalam keluarga atau rumah tangga kita. Dengan demikian keluarga yang diberkati dan menjadi bekat bukan sekedar impian tetapi akan menjadi kenyataan. Bersama Tuhan kita mampu mewujudkannya.

Category
Tags

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *