Minggu, 21 Juni 2020
KELUARGA YANG BAHAGIA & DIBERKATI (7)
Ayat Bacaan Hari ini: 2 Timotius 1:1-18
Ayat Hafalan: “Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.” 2 Timotius 1:5
“…Harta yang paling berharga adalah keluarga…” Demikianlah sepenggal lirik lagu “keluarga Cemara” yang dulu cukup dikenal di Indonesia. Keluarga adalah harta yang paling berharga. Untuk menjadikan keluarga harta yang paling berharga perlu sebuah kemauan dan komitmen dari semua anggotanya. Yang menjadi pertanyaan adalah, seperti apakah keluarga yang berharga? Dan bagaimana keluarga dapat menjadi suatu yang paling berharga dan layak diperjuangkan? Apakah itu keluarga yang secara jumlah banyak, yang lengkap, terpenuhi semua kebutuhannya atau karena alasan lainnya?
Bahkan dalam Alkitabpun, kita akan kesulitan mencari sebuah keluarga yang sempurna. Ada saja kekurangan keluarga itu. Meski begitu, kita dapat melihat contoh keluarga yang dapat dijadikan teladan karena setia mendidik anaknya di dalam Firman Tuhan. Keluarga Lois berhasil mendidik anak dan cucunya untuk takut pada Tuhan. Mereka hidup di tengah bangsa kafir, tetapi mereka tetap menyembah Allah yang benar. Meski Eunike bersuamikan pria yang tidak menyembah Allah, tapi dia tetap mengajarkan firman Allah kepada Timotius, anaknya.“Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu. (2 Tim 1:5).
Menjadikan keluarga berharga dimulai dari orang tua yang mengajarkan Firman Tuhan secara sengaja kepada anak-anaknya. Banyak sudah firman Tuhan dan pengajaran tentang keluarga yang kita terima, tapi masih sangat sedikit orang tua yang dengan sengaja dan dengan tekun mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anaknya.
Keluarga yang kedua adalah keluarga Yosua. Selain ia mendidik keluarganya ia juga menantang bangsa Israel untuk tetap beribadah kepada Tuhan. Ia memberikan tantangan agar orang Israel mengambil keputusan tegas (komitmen) untuk tetap beribadah kepada Tuhan. Ini bukan sekadar tantangan kepada orang Israel, tetapi juga kepada dirinya sendiri dan keluarganya. Yosua memberi teladan dan memutuskan bahwa ia dan seisi rumahnya akan tetap setia beribadah kepada Allah Israel. Itu berarti istri, anak-anaknya, bahkan semua kaum keluarganya beribadah hanya kepada Tuhan.
Yosua 24:14-15.
Pastikan, masing-masing kita bertanggung jawab mendidik keluarga kita agar menjadi keluarga yang menyenangkan hatiNya
No responses yet