Kamis, 17 Juni 2021
JIWA MANUSIA (4)
Ayat Bacaan Hari ini: Kejadian 4:1-16
Ayat Hafalan: Firman TUHAN kepada Kain: “Di mana Habel, adikmu itu?” Jawabnya: “Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?” Kejadian 4:9
Dosa mengintip kepada Kain. Setelah pertama kali kejatuhan manusia yang pertama, terjadilah kejatuhan yang selanjutnya yang dilakukan oleh Kain. Kain menjadi iri hati dan memiliki pikiran yang buruk terhadap adiknya. Dia merasa: “Adikku kok lebih disayang dan diperhatikan oleh Tuhan, ya.. Sedangkan aku tidak..” Dia tidak mengoreksi dirinya, tapi melihat kepada orang lain. Ketika dia sudah membunuh, Tuhan bertanya: “Di mana Habel, adikmu itu?” Dia menjawab dengan membantah, “Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?” Seringkali kita pandai beralasan. Kita tidak mau menerima kesalahan kita; kita susah ditegur dan tidak mau disalahkan.
“Hai anak manusia, Aku telah menetapkan engkau menjadi penjaga kaum Israel. Bilamana engkau mendengarkan sesuatu firman dari pada-Ku, peringatkanlah mereka atas nama-Ku.”
Yehezkiel 3:17
Tuhan rindu kita semua menjadi penjaga jiwa. Jangan seperti Kain yang banyak berdalih. Sebagai kakak, tentu saja dia adalah penjaga adiknya. Sebenarnya kita semua adalah penjaga buat orang lain. Kita ditetapkan Tuhan untuk menjadi penjaga bagi orang lain, jadi janganlah kita menjadi cuek dengan keadaan orang lain. Kalau kita adalah orang yang percaya kepada Yesus Kristus dan kita percaya hidup kita sudah diselamatkan oleh-Nya, maka salah satu tandanya adalah: Hidupmu akan mengalirkan sebuah aliran kehidupan. Orang yang sudah percaya hidupnya sudah diselamatkan, dia tidak akan berdiam diri dan seenaknya. Orang yang sudah diselamatkan, pastilah dia rindu orang lain juga diselamatkan. Sudahkah dalam hati kita mengalir aliran anugerah Tuhan? Apakah hati kita masih berdetak ketika melihat keluarga, teman, dan sahabat kita jatuh dalam dosa atau mengalami kemunduran di dalam Tuhan?
“Jati diri yang rusak”
Dalam kisah Musa, Tuhan beberapa kali memanggil Musa untuk memimpin bangsa Israel. Tetapi Musa beberapa kali menolak dengan banyak alasan. Dia tidak yakin bahwa dirinya dipakai Tuhan. Dia mengalami trauma dan hidup di bawah bayang-bayang kegagalan, ketakutan, dan masa lalu; ati dirinya rusak. Inilah yang dialami oleh banyak pahlawan Tuhan. Yang seharusnya kita membebaskan bangsa Israel, tetapi kita terpuruk dengan permasalah diri kita, tembok-tembok kita, dengan trauma dan kegagalan.
Berapa banyak di antara kita yang tidak berani melangkah, tidak berani melayani sungguh-sungguh, tidak berani berikan hidup untuk Tuhan, karena memiliki trauma kegagalan. Mungkin kita pernah menjangkau jiwa, kemudian mereka lepas. Dan itu membuat kita trauma untuk menjangkau jiwa lagi. Jika kita ditinggalkan, itu adalah sebuah proses bagi kita. Tetapi kita jangan pernah berhenti menjangkau jiwa. Karena kita pasti akan memiliki anak-anak yang satu visi yang kelak akan menjadi pewaris mimpi Kerajaan Tuhan. Kita mendidik anak-anak rohani kita bukan dengan kekuatan kita, tetapi kita harus memuridkan mereka di dalam Roh Kudus. Artinya kita memiliki ikatan di dalam roh.
“Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu — dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis.”
Keluaran 32:32
( Bersambung…)
No responses yet