Rabu, 16 September 2020
IMAN YANG SEJATI (3)
Ayat Bacaan Hari ini: Yohanes 15:1-27
Ayat Hafalan: “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” Yohanes 15:7
Iman bukan sekadar perasaan, bukan datang tiba-tiba, iman datang karena ada sebab-akibat. Bila kita tidak mengerti dan mengenal pada siapa kita beriman, maka iman kita hanya sebatas perasaan belaka, iman yang asal-asalan. Milikilah iman pada Tuhan dengan benar, mengenal Dia secara karib, maka iman kita menjadi iman yang benar. Iman kita dimampukan Tuhan untuk memiliki kuasa dan menghasilkan mukjizat dalam hidup. Memiliki iman dengan benar, maka perbuatan kita akan menjadi benar.
Sering kita melihat iman dipakai untuk merekayasa, memaksa Tuhan agar keinginan daging kita digenapi. Jangan pernah lupakan bahwa pembuat mukjizat itu adalah kedaulatan Tuhan sendiri, bukan karena keinginan kita pribadi. Adalah kehendak Tuhan sendiri apakah Dia mau menyembuhkan saat itu, atau menyembuhkan di lain waktu. Tugas kita hanyalah sebagai saluran berkat dan alat untuk memohonkan mukjizat pada Tuhan.
Ulangan 5:11 : Jangan sembarangan menyebut nama Tuhan untuk memaksa melakukan keinginan daging kita. Semua ada di dalam tangan Tuhan sendiri: Kapan Dia mau melakukan, bagaimana cara Dia membuat mujizat.. Yang penting kita memiliki iman yang benar pada Tuhan, kita memohonkan mujizat Tuhan dengan benar sambil berserah pada Tuhan yang berdaulat atas hidup kita.
Kejadian 6:9 : Iman berkaitan dengan ketaatan, tidak ada kompromi. Kalau kita masuk ke dalam proses iman, kita membutuhkan ketaatan. Ayat 22: Nuh taat melakukan semuanya, tepat seperti yang telah diperintahkan Allah kepadanya. Inilah iman: Allah yang benar, memerintahkan yang benar, kita taat melakukannya dengan benar dan tepat. Iman kita benar, perbuatan kita benar. Iman kita tidak benar, maka perbuatan kita pun tidak benar dan asal-asalan. Kapan mujizat terjadi, itu adalah hakNya Tuhan sendiri.
Yohanes 15:7 : Iman berkaitan dengan kebenaran. Sering kita hanya membaca di bagian ayat “..mintalah apa saja dan kamu akan menerimanya..” tetapi kita tidak boleh lupa untuk tinggal di dalam Tuhan dan firman-Nya tinggal di dalam kita. Firman Tuhan terpatri dan menjadi satu di dalam hidup kita. Kebenaran tinggal di dalam hati kita, sehingga ketika kita meminta sesuatu, kita tahu apa yang kita minta itu adalah kebenaran dan selaras dengan kehendak Tuhan.
Bukan sekadar “iman sebesar biji sesawi”, tetapi apakah kita memiliki iman yang benar dan kita tahu kepada siapa kita beriman? Apakah iman kita hanya sekadar perasaan saja? Apakah permintaan kita sesuai dengan kehendak Tuhan? Apakah permintaan kita hanya sekadar menuruti keinginan daging kita sendiri? Apakah permintaan kita memuliakan nama-Nya, atau hanya memuliakan diri kita sendiri? Apakah kita mengenal dengan karib kepada siapa kita beriman? Ketika kita mengenal pribadi Yesus dengan benar, maka kita tidak akan melakukan dan meminta sesuatu yang mengecewakan hati-Nya.
No responses yet