Sabtu, 24 Pebruari 2024
IMAN DAN MUJIZAT ELIA (6)
Ayat Bacaan Hari ini: 1 Raja-raja 17:7-24
Ayat hafalan: Kemudian kata perempuan itu kepada Elia: “Sekarang aku tahu, bahwa engkau abdi Allah dan firman TUHAN yang kauucapkan itu adalah benar.” 1 Raja-raja 17:24
(Sambungan…)
Janda di Sarfat memberi pelajaran kepada kita bagaimana bersikap dan bertindak di masa pergumulan. Kemarin kita belajar melalui peristiwa Elia dan janda di Sarfat bahwa kuasa dan mujizat Allah selalu tersedia bagi orang percaya dan hidup harus berlanjut apapun situasinya.
Hari ini kita akan kembali belajar tentang sikap iman yang benar ketika kita berada didalam masa kesukaran, melalui kehidupan janda di Sarfat:
Ketiga, tetap bermurah hati dimasa sukar.
Ketika Elia meminta air, janda di Sarfat ini tidak menolak, ketika Elia meminta dibuatkan sepotong roti, ia pun tidak lantas menghardik, Ia hanya menjelaskan situasinya bahwa persediaan tepung dan minyak yang ada padanya sudah sampai pada takaran terakhir. Hati kita seharusnya tertegun, sebab sebelum dijelaskan tentang potensi terjadinya mujizat, bukankah ia sudah dengan rela hati mengambil dan hendak memberikan air kepada seseorang yang membutuhkannya? Apakah yang dapat kita pelajari dari sikap kerelaan dan kemurahan hati janda Sarfat ini?
Keempat, ketaatan menghasilkan mujizat.
Ketaatan Janda sarfat terhadap perintah Tuhan yang disampaikan melalui Elia membawa perubahan yang sangat besar dalam perjalan hidupnya. Ia mengalami mujizat dimana tepung tidak habis dan minyak tiada berkurang dimasa kekeringan itu. Selanjutnya janda Sarfat menyaksikan dan mengalami kehidupan kembali anaknya dari kematian. Ketaatan adalah langkah awal bagi siapa saja untuk mengalami kuasa dan mujizat Tuhan. Setiap orang percaya pasti tahu bahwa satu langkah ketaatan untuk mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah awal dimana setiap orang mengalami mujizat keselamatan yang tidak dapat diberikan oleh apa dan siapapun di dunia ini selain Tuhan Yesus Kristus.
Ketaatan dalam perjalanan iman di dunia ini juga menjadi langkah awal kita akan menikmati pengalaman-pengalaman yang besar bersama dengan Tuhan. Mujizat pertumbuhan rohani juga harus dimulai dari ketaatan. Jika di masa pandemi banyak tantangan dan kesulitan, ingatlah satu kata: TAAT! Taatlah kepada Firman Tuhan, percayalah pada pemeliharaan Tuhan, Dia sempurna bagi siapa saja yang dengan teguh percaya dan mengandalkan Dia. Karena itu, berilah yang terbaik bagi hamba TUHAN walau situasi ekonomi kita terasa sulit, sebab TUHAN akan mencukupkan segala kebutuhan kita.
Ketika kita menghadapi dan mengalami pergumulan yang berat adalah bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi yang mengasihi- Nya. Itulah yang disampaikan oleh rasul Paulus dalam tulisannya kepada orang percaya di Roma (Rm. 8:28)
ketika pergumulan itu tak kunjung usai, arahkan seluruh hidup kita untuk melihat segala kebaikan Allah yang telah memelihara kehidupan kita. Kita perlu membuka mata rohani kita untuk melihat kehadiran Tuhan. Kalau kita mau jujur, sebetulnya apa yang kita zoom ketika sedang menghadapi pergumulan? Bukankah kita cenderung meng-zoom kesulitan yang kita hadapi ketimbang meng-zoom akan kasih dan kebaikan Allah yang telah dinyatakan kepada kita dalam diri Tuhan Yesus, yang telah menyerahkan nyawa-Nya mati di kayu salib karena kasih kepada kita. Dalam nyanyian pengajarannya, bani Korah berkata, mengapa engkau tertekan hai jiwaku, dan gelisah dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku (Mzm. 42:6). Kiranya Tuhan menolong kita dalam menjalani kehidupan yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Tuhan memberkati
No responses yet