Jumat, 25 Februari 2022

HIDUP DALAM PERTOBATAN (5)

 

Ayat Bacaan Hari ini: Roma 12:1-8

 

Ayat Hafalan: Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Roma 12:2

 

Alkitab berkata bahwa umat Tuhan binasa karena tidak mengenal Allah (Hosea 4:6).
“Umat Tuhan binasa karena tidak mengenal”, dalam teks lain disebutkan “kekurangan dalam mengenal Tuhan” (lack of knowledge). Mereka binasa bukan karena dosa-dosa fisik seperti yang dikenal secara umum, tetapi “tidak atau kurang mengenal Tuhan”. Dari pernyataan Hosea ini jelaslah dapat ditemukan peran yang sangat besar “pengenalan akan Tuhan” dalam kehidupan anak-anak Tuhan

 

Ini berarti kemalasan belajar kebenaran Firman Tuhan, yang berdampak kebodohan dan merupakan dosa yang sangat membahayakan. Pertobatan yang sejati adalah pembaharuan pikiran yang berdampak seseorang tidak serupa atau sama dengan dunia ini (Roma 12:2). Serupa dalam teks aslinya suschematizo yang berarti “sesuai dengan pola”, yaitu pola dunia pada umumnya.
Banyak orang tidak mengenal diri dengan benar sebab ia tidak peduli bagaimana dirinya di pemandangan Tuhan. Ia lebih peduli bagaimana orang memandang dirinya; reputasi, nama baik, penampilan lahiriah yang penuh dengan perhiasan yang menempel di tubuh, baju yang dikenakan, kendaraan, sampai tindak-tanduk yang ditampilkan didepan umum. Kalau mereka tidak berubah berarti tidak bertobat.

 

Tidak serupa dengan dunia ini harus dipahami dengan benar. Tidak serupa disini yang terutama bukan pada penampilan lahiriah, tetapi “pikiran” atau “budi” yang ubahkan oleh cara hidup yang Injil ajarkan. Kata “budi” dalam teks aslinya adalah nous, yang diterjemahkan mind atau understanding (pengertian).

 

Berkaitan dengan hal ini, Tuhan Yesus menyatakan bahwa pikiran Petrus yang tidak sesuai dengan pikiran Allah adalah dari setan (Matius 16:21-23). Petrus berkata demikian, sebab ia berpikir sama seperti orang-orang Yahudi berpikir. Petrus pikir mengikuti suara terbanyak, ia berpikir bahwa itulah yang terbaik. Dunia telah cemar, suara terbanyak atau gaya hidup kebanyakan manusia pada umumnya, bukanlah ukuran kebenaran.

 

Tuhan menghendaki agar kita memiliki pikiran dan perasaan Kristus dalam hidup bersama, sebagai jemaat, berkeluarga dan bermasyarakat. Kata “pikiran” dan “perasaan” ini dalam teks aslinya phroneisto, yang didalam terjemahan lain diterjemahkan sebagai sikap, attitude.

 

Dalam hidup bersama atau dalam hidup bersekutu dengan manusia lain yang menjadi pola tindak kita adalah sikap Kristus. Pikiran dan perasaan Kristus itu diterjemahkan dalam hidup secara kongkrit dalam bentuk ketaatan kepada Bapa dan kesetiaannya merendahkan diri untuk kepentingan orang lain. Ini adalah hal yang sangat berbeda dengan kebiasaan hidup manusia pada umumnya. Manusia memiliki kecenderungan memerintah, berkuasa, dihormati, disanjung, dipuji dan mementingkan kepentingannya sendiri (Lukas 22:24-30; Galatia 5:26). Orang Kristen yang pola pikirnya diubahkan dan diwarnai oleh pola hidup yang diajarkan oleh Firman Tuhan akan terus mengalami pertobatan kearah yang benar dan sulit memiliki sikap hidup yang salah.

Category
Tags

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *