Kamis, 24 Februari 2022

HIDUP DALAM PERTOBATAN (4)

 

Ayat Bacaan Hari ini: 1 Petrus 1:13-25

 

Ayat Hafalan: sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. 1 Petrus 1:16

 

Proses pertobatan yang sejati sama dengan proses ditebus dari cara hidup yang sia-sia yang kita warisi dari nenek moyang. Dalam 1 Petrus 1:18-19 dinyatakan bahwa Tuhan menebus kita dari cara hidup kita yang sia-sia yaitu cara hidup yang tidak sesuai dengan kehendak Allah, cara hidup yang kita warisi dari nenek moyang. Untuk ini, kita dipanggil untuk memiliki ketaatan yang sungguh-sungguh untuk hidup baru sesuai dengan standart kekudusan Allah (1 Petrus 1:14-17,22).

 

Stabdart hidup baru ini bukan hanya berbicara mengenai moral atau perilaku, tetapi juga fokus atau tujuan hidup. Seorang yang telah diperbaharui akan memiliki fokus hidup kepada perkara-perkara yang diatas. Kalau ada cara hidup yang sia-sia tentu ada cara hidup yang tidak sia-sia pula. Cara hidup yang benar adalah kehidupan yang dimiliki Tuhan, dalam ketaatan kepada kehendak-Nya dan hidup dalam pengabdian sepenuh kepada-Nya.

 

Dengan pencurahan darah Yesus kita menjadi milik Tuhan (1 Korintus 6:17-20).
Dengan pencurahan darah-Nya kita tidak lagi dapat dimiliki oleh iblis tetapi kita dapat dimiliki oleh Allah asal kita mau menurutinya dan tidak memberi diri diperhamba oleh dosa (Galatia 5:1).

 

Kehidupan kita harus tunduk kepada Allah melalui Firman-Nya. Tuhan memberi kita benih-Nya agar kita mampu hidup dalam pengaturan Allah. Asal kita mau melangkah dalam pimpinan Roh Kudus setiap saat dengan ketaatan tanpa batas. Sebelum kita ditebus dengan darah Yesus kita tidak dapat hidup dalam pengaturan-Nya, sebab yang mengikat kita adalah tradisi nenek moyang, cara hidup leluhur kita yang tidak mengenal kebenaran. Tetapi setelah ditebus oleh darah Yesus kita hidup di dalam “gaya hidup” anak-anak Allah.

 

Seorang yang mengalami pertobatan sejati mengarahkan hidup kepada Tuhan dan Kerajaan-Nya saja. Ini sama dengan bahwa hidupnya berpusat kepada Tuhan. Tetapi orang percaya tidak dapat hidup berpusat pada Tuhan selama ia masih memiliki hati yang mendua. Mendua hati berarti masih mencintai dunia dengan segala kesenangan didalamnya. Mencintai dunia ditandai dengan harapan bisa dibahagiakan dengan menikmati kesenangan yang didasarkan kepada fasilitas dunia ini.

 

Alkitab berkata bahwa orang yang mendua hati tidak tenang dalam hidupnya. Kalau ada orang Kristen yang hatinya masih mendua tetapi hidupnya masih bisa tenang, berarti ia tidak memiliki karakter anak Allah yang benar. Karenanya, orang percaya harus berani memfokuskan perhatian dan tujuan hidupnya hanya kepada Tuhan dan Kerajaan-Nya.

Category
Tags

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *