Jumat, 12 November 2021
HIDUP DALAM KEMURAHAN HATI (5)
Ayat Bacaan Hari ini: Amsal 28:1-28
Ayat Hafalan: Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki. Amsal 28:27
Bapa di surga sangat menginginkan agar anak-anakNya hidup dalam kemurahan hati. Begitu pentingnya murah hati sebagai produk yang diwarisi langsung dari Bapa Surgawi, sehingga tidaklah mengherankan apabila Dia melimpahi orang-orang yang murah hatinya dengan kemurahanNya yang tak terbatas. Apa saja yang Alkitab ajarkan tentang kemurahan hati?
1. Orang yang murah hati tidak akan berdiam diri saat ada orang yang ditimpa kesusahan dan membutuhkan bantuan tanpa memandang latar belakangnya.
Kita bisa melihat sebuah contoh menarik mengenai orang Samaria yang murah hati dalam Lukas 10:25-37. Disana diceritakan mengenai seseorang yang turun dari Yerusalem menuju Yerikho. Dalam perjalanan ia bertemu dengan para perampok yang bukan saja merebut barang-barang bawaannya tapi juga menyiksanya habis-habisan. Tinggallah ia dalam kondisi sekarat sendirian terkapar di tengah jalan. Ada imam yang lewat tapi sepertinya sedang buru-buru atau mungkin tidak mau terlibat, ia melewati orang yang sekarat itu dari seberangnya. Lalu ada orang Lewi yang juga melakukan hal yang sama. Orang Lewi bicara tentang para pelayan Tuhan, orang-orang yang seharusnya menjadi tombak terdepan dalam penyebaran berita kebenaran. Tapi tetap saja perilakunya sama. Barulah kemudian orang Samaria hadir disana. Untuk diketahui, bangsa Samaria punya sejarah buruk dengan bangsa Yahudi. Seharusnya si Samaria ini tertawa puas melihat ada orang Yahudi yang sekarat disana, atau mungkin bisa menambahkan satu dua penderitaan lagi. Tapi ternyata justru orang Samaria inilah yang menunjukkan kemurahan hati. Ia menolong orang Yahudi ini tanpa memandang latar belakangnya. Inilah bentuk sebuah kemurahan hati yang seharusnya ada pada kita, yang tidak terhenti hanya karena adanya perbedaan-perbedaan seperti suku, ras, agama, golongan dan lain-lain.
2. Murah Hati bukan saja mendatangkan kebaikan bagi sesama tapi juga pada diri sendiri
Jika kita mundur ke belakang, dalam Amsal disebutkan “Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi orang yang kejam menyiksa badannya sendiri.” (Amsal 11:17). Sebuah sikap murah hati mendatangkan banyak kebaikan kepada diri sendiri, bukan hanya kepada orang-orang yang kita bantu saja. Sebaliknya orang yang tega melihat kesusahan orang lain dan menutup pintu hatinya rapat-rapat, itu tidaklah mendatangkan manfaat tapi malah merugikan bahkan menyiksa diri sendiri. Itu kata firman Tuhan. Bukankah firman Tuhan pun sudah berkata bahwa “Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.” (Amsal 11:24) dan “Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki.” (Amsal 28:27).
Firman Tuhan sudah mengatakan bahwa kerelaan memberi, membagikan sebagian dari apa yang ada pada kita untuk saudara-saudara kita yang tengah kesusahan tidak akan pernah membuat kita berkekurangan. Ini sejalan dengan bagian dari kotbah Yesus di atas bukit yang kita lihat kemarin, “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.” (Matius 5:7).
(Bersambung…)
No responses yet