Sabtu, 02 Juli 2022
THE HEART OF JESUS (2)
Ayat Bacaan Hari ini: Matius 20:20-28
Ayat Hafalan: …Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, Matius 20:26
Pada saat kita percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat, maka kita sudah berpindah dari hamba dosa menjadi hamba kebenaran. Karena Yesus mati di atas kayu salib kita telah ditebus dari dosa artinya kita telah dibayar lunas oleh darah dan kematian Yesus Kristus. Itu berarti kita menjadi milik Tuhan sepenuhnya (1 Kor 6:20). Kita harus mulai belajar memiliki sikap hati melayani. Sebagai orang yang telah dimerdekakan kita adalah orang bebas milik Tuhan (1 Kor 7:22). Kebebasan kita bukanlah kita gunakan untuk bertindak seenaknya, melainkan untuk bertindak sesuai dengan hukum-hukum Allah (1 Kor 7:19b), termasuk hukum dalam melayani.
Hukum Allah mengenai melayani adalah bertentangan dengan dunia ini. Matius mencatat bahwa jika seorang ingin menjadi besar, dia harus melayani dan jika ia ingin menjadi yang terkemuka hendaklah ia menjadi hamba. Ini adalah sebuah prinsip yang bertentangan dengan prinsip dunia. Yesus pun mengakui bahwa prinsip ini bertentangan dengan prinsip dunia.
Dalam Mat 20:25-28 jelas sekali bahwa Yesus mengatakan kalau orang dunia ingin menjadi besar dengan cara memerintah dengan tangan besi dan dengan keras, tetapi murid Yesus adalah berbeda. Murid Yesus harus melayani
Ada dua hal yang dapat kita pelajari dari prinsip Tuhan Yesus mengenai melayani.
1. Seorang yang Mau Melayani adalah Orang Besar (Mat 20:26)
Terkadang kita berpikir bahwa seorang pelayan adalah seorang yang kecil, hina nggak berkelas, rendah, dsb. Namun firman Tuhan berkata bahwa seorang yang melayani adalah seorang yang besar. Apa maksudnya? Pepatah mengatakan bahwa kebesaran yang sesungguhnya berawal dari melayani. Kalau kita lihat dalam bahasa asli, Yesus menggunakan kata diakonos. Diakonos berarti pelayan meja yang bertugas untuk melayani sebagai pelayan dapur, yang menantikan perintah di sekitar meja makan (diakoneo). Ini bukan pekerjaan yang menyenangkan, karena seringkali ia akan menerima dampratan dari orang yang merasa kurang puas dilayani.
Dalam arti luas kata ini menyatakan seseorang yang memperhatikan kebutuhan orang lain, kemudian berupaya untuk dapat menolong memenuhi kebutuhan itu (Luk 22:27; Yoh. 12:26; 1 Tim. 3:13). Jangan pernah berkata bahwa kita telah melayani Tuhan kalau kita belum bisa menjadi diakonos yang mementingkan dan memperhatikan kebutuhan orang lain. Sebab ketika kita memperhatikan kebutuhan orang lain kita sesungguhnya sedang melayani Tuhan (Matius 25:40). Hal ini berbicara bahwa seorang yang melayani adalah seseorang yang mau mementingkan kepentingan orang lain. Orang seperti ini dilihat Tuhan sebagai orang besar. Karena tidak mudah untuk melakukan hal tersebut ada pengorbanan yang harus diberikan. Baik tenaga, pikiran terlebih hati. Yesus mengatakan bahwa orang yang melayani adalah orang yang besar karena orang yang mau melayani harus memiliki kebesaran hati. Tuhan tidak pernah melihat kita dari rupa kita, kemampuan kita atau apa yang telah kita lakukan, namuan dia melihat hati.
Sebuah pepatah mengatakan bahwa “jika Tuhan ingin mengukur kebesaran seseorang, Dia akan meletakan karet di sekeliling hati bukan kepala”. Tuhan kita adalah Tuhan yang melihat hati, karena hati adalah pusat kehidupan yang dari sanalah terpancar kehidupan yang sesungguhnya dari orang tersebut. Jika Tuhan melihat hati orang yang mau melayani dan memiliki kebesaran hati untuk melakukannya, maka Tuhan tidak segan-segan untuk mengangkat orang tersebut. Contohnya adalah Raja Daud. Milikilah sikap hati yang mau melayani, milikilah kebesaran hati untuk melayani, maka engkau adalah orang besar di hadapan Tuhan dan pada saatnya Tuhan akan mengangkat engkau. (Bersambung…)
No responses yet