Senin, 14 Maret 2022
SETIA SAMPAI AKHIR (1)
Ayat Bacaan Hari ini: Lukas 4:1-13
Ayat Hafalan: Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Ia lapar. Lukas 4:2
Kita semua tentu sadar bahwa kita dipanggil untuk taat kepada Tuhan. Ketaatan bukan hanya pada saat segalanya berjalan baik, melainkan juga pada saat pemurnian dari Tuhan datang. Banyak orang terjatuh pada ketidaksetiaan saat dimurnikan. Untuk dapat tetap taat kepada Tuhan di dalam pencobaan, dibutuhkan proses pembentukan diri.
Dalam masa-masa pemurnian inilah, kita belajar berjalan dengan sukacita bersama Tuhan Yesus Kristus, sehingga dapat menyusuri jalan ketaatan. Belajar dari Tuhan Yesus yang dalam kemanusiaan-Nya juga menghadapi pemurnian seperti yang umumnya dihadapi manusia. Namun Yesus menang, Ia tetap taat dan setia kepada Allah sampai akhir.
Ketaatan dan kesetiaan memerlukan proses, karena ketaatan dan kesetiaan bukan hal spontan yang serta merta jadi. Melalui renungan hari ini kita akan belajar dari teladan Yesus yang tetap taat sekalipun harus melalui pemurnian. Lewat teladan Yesus itu pula kita berproses memperjuangkan ketaatan dalam diri kita pada segala situasi kehidupan.
Sebelum memulai karya-Nya, Yesus berpuasa selama 40 hari di padang gurun. Lama puasa 40 hari ini mengingatkan kita pada para tokoh Perjanjian Lama seperti Musa (Kel. 34:28) dan Elia (1 Raj. 19:8). Puasa semacam ini dipahami sebagai persiapan sebelum seorang hamba Tuhan memulai pelayanannya. Namun demikian, bukan berarti bahwa puasa adalah akhir dari sebuah persiapan. Masih ada batu-batu ujian yang harus dihadapi untuk menguji kesetiaan dan ketaatan calon pelayan tersebut. Hal itu pulalah yang dialami oleh Yesus sebelum berpelayanan.
Dari Lukas 4:1-13 tersebut kita dapat belajar bahwa Yesus dimurnikan dalam 3 bidang yaitu :
1. Kebutuhan jasmani
2. Ambisi duniawi
3. Pencapaian rohani
Dalam ketiga hal itu, Yesus menunjukkan ketaatan dan kesetiaan-Nya sebagai Sang Mesias yang diutus Allah. Di dalam kemanusiaan-Nya, Ia tidak tergoda untuk larut dalam pencobaan-pencobaan yang diberikan kepada-Nya. Ia tidak jatuh ke dalam dosa, karena Ia setia berpegang pada kehendak Allah.
Melalui refleksi atas teks-teks bacaan Kitab Suci tersebut, kita diajak untuk merenungkan beberapa hal penting :
1. Dalam perjalanan hidup beriman kita atau dalam masa-masa mempersiapkan diri untuk menjadi seorang pelayan, kita kadang menghadapi pemurnian atas ketaatan dan kesetiaan kita kepada Tuhan.
2. Yesus bergumul dan menang atas semua itu dan kita pun didorong untuk meneladani Yesus dalam menghadapi pemurnian dari Bapa di Surga.
No responses yet