Jumat, 12 Pebruari 2021
NEW SEASON: BERADAPTASI (5)
Ayat Bacaan Hari ini: Amsal 24:1-34
Ayat Hafalan: Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu. Amsal 24:10
Penulis Amsal mengingatkan kepada kita tentang bahaya dari kesesakan hidup. Amsal menulis demikian: “Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu” – Amsal 24:10. Pada masa kesesakan hidup banyak orang menjadi tawar hati. Dan ketika itu terjadi akan berimplikasi kepada menurunnya atau melemahkan daya juang.
Kata “kesesakan” menurut KBBI diartikan sebagai: “Kesempitan; kepicikan; dalam kesukaran (kekurangan dsb).” Jadi, “masa kesesakan” menunjuk kepada suatu keadaan di mana kita mengalami kondisi terjepit, mengalami kekurangan dan kesukaran. Implikasi dari kondisi tersebut berimbas kepada daya tahan kita menurun, semangat hidup menjadi kecil dan memuncak pada rasa tawar hati.
Rasa tawar hati menunjuk kepada perasaan kecewa yang mendalam terhadap kondisi kehidupan yang jauh dari harapan. Cenderung mempersalahkan lingkungan dan juga kepada Tuhan. Akibatnya semakin lemah dan tidak mempunyai kekuatan untuk dapat melangkah maju menghadapi masalah yang ada.
Sebagai pengikut Yesus Kristus, kita juga mengalami masa kesesakan. Masa yang membuat kita terjepit. Masa yang membuat kita sulit untuk menerima kenyataan yang ada. Masa yang membuat kita kehabisan persediaan. Masa-masa seperti itu berpotensi membuat kita tawar hati dan kehilangan energi untuk bertahan. Tapi kabar baiknya ialah Yesus Kristus telah menaklukkannya di atas kayu salib – Yohanes 19:30. Kebangkitan-Nya memberi jaminan kemenangan bagi kita terhadap masa-masa kesesakan – Matius 28:9-10. Kenaikan-Nya meneguhkan kesaksian kita dalam masa-masa sukar – Kisah Para Rasul 1:8.
Pertanyaan penting yang harus diajukan ialah: “Bagaimana supaya kita menjadi pemenang di masa-masa kesesakan kita?” Berikut beberapa cara efektif yang dapat membantu kita mengalahkan kesesakan hidup.
1. Tetap fokus pada Tuhan dan firman-Nya.
Bangsa Israel mengalami kondisi kehidupan yang terjepit. Kondisi terjadi karena mereka di jajah oleh bangsa Babel. Hidup sebagai bangsa yang terjajah menyebabkan Israel menjadi kecil hati. Di tengah-tengah situasi dan kondisi tersebut, Allah melalui nabi Yeremia memberi pesan pengharapan kepada bangsa Israel. Pesan tersebut agar supaya mereka berfokus kepada Tuhan dan firman-Nya. Mengapa demikian? Karena Tuhan tidak pernah merancangkan yang tidak baik bagi umat-Nya. Firman-Nya adalah janji Allah bahwa Ia sendiri akan menggenapi janji yang sudah difirmankan-Nya – Yeremia 29:12-14; Ibrani 12:2-3.
Oleh karena itu, bagi kita pada saat ada dalam masa kesesakan, janganlah berfokus kepada situasi dan kondisi yang membuat hidup kita terjepit. Kita dimotivasi oleh Tuhan dan firman-Nya supaya kita mengalihkan fokus kita dari masalah kepada Tuhan. Karena ketika kita angkat tangan kepada Tuhan, maka Dia akan turun tangan menolong kita. (Bersambung…)
No responses yet