Rabu, 23 Desember 2020

RENUNGAN SPESIAL HARI NATAL (3)

 

Ayat Bacaan Hari ini: Matius 1:18-25

 

Ayat Hafalan: Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, Matius 1:24

 

Perayaan Natal Yesus Kristus selalu diwarnai dengan kegembiraan dan sukacita, seluruh umat Kristen merayakannya, karena perayaan ini memiliki makna iman yang dalam dan tidak sekedar luapan kegembiraan semata. Ayat diatas menceritakan kelahiran Yesus Kristus sebagai rencana Allah bagi penyelamatan umat manusia. Di mana Maria yang bertunangan dengan Yusuf mengandung sebelum mereka hidup sebagai suami istri. Pernyataan ini tidak bermaksud mengajarkan anak-anak muda untuk melegalkan atau membenarkan seks bebas sebelum pernikahan sebab catatan akhir bacaan ini menjelaskan bahwa Yusuf tidak bersetubuh dengan Maria, melainkan untuk memperlihatkan kuasa Allah yang bekerja.

 

Maria mengandung dari Roh Kudus. Mengandung sebelum menikah tentu merupakan beban pergumulan yang berat. “Apa kata dunia???” Sanggupkah Maria menerima cemoohan masyarakat? Ketika Yusuf, suaminya (tunangan), seorang yang tulus hati berkeinginan menceraikannya dengan diam-diam, memberi surat talak di depan dua saksi. Status pertunangan di masa itu adalah ikatan resmi, karena itu hanya perceraian yang dapat memutuskannya. Ketidaksetiaan semasa pertunangan dianggap zinah. Tidak heran kalau Yusuf tidak mau mencemarkan nama istrinya. Secara manusiawi hal ini wajar, kalau Yusuf tidak mau bertanggung jawab sebab Maria mengandung bukan karena perbuatannya. Perlakuan Yusuf ini karena ia tidak mengerti bahwa Maria mengandung dari Roh Kudus dan bukan oleh perbuatan manusia.

 

Dari sinilah makna ilahinya kita renungkan, ketika malaikat Tuhan menampakkan diri dalam mimpi kepada Yusuf sewaktu ia mempertimbangkan maksudnya. Mimpi dalam konotasi ini adalah jalan menerima bimbingan, dan bukan cara tepat meramalkan masa depan dan mencari keberuntungan, supaya menang lotere atau togel. Yusuf menjadi bapa bagi Yesus, ini merujuk pada penggenapan nubuat Nabi dalam Perjanjian Lama,  Juru-selamat lahir dari keturunan Daud, itulah legalilitas hukum. Hal yang pertama yang harus dilakukan Yusuf adalah menyingkirkan ketakutan yang dirasakannya. Ini berkaitan dengan konsekuensi dan perasaannya sebagai sosok pemuda yang tulus dan polos. Ia rela melakukannya  karena ketaatannya kepada Allah.

 

Ketaatan Maria dan Yusuf menjadi model hidup bagi setiap orang percaya, termasuk pemuda dan remaja. Bentuk ketaatan ini lahir dari keyakinan bahwa kehendak Tuhan di atas segala-galanya. Ada dua kali ditegaskan bahwa Maria mengandung dari Roh Kudus. Penekanan ini menyatakan pekerjaan Allah, karena itu, Ia dinamai  Yesus (Ibrani: Yeshua =Tuhan menyelamatkan), Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. Yesus adalah hadiah terbaik Allah bagi manusia Ialah Juruselamat bagi dunia. Semua orang membutuhkan keselamatan dari Tuhan, yang melepaskan mereka dari cengkeraman kuasa dosa yang membinasakan. Dosa merupakan musuh terbesar umat manusia.

 

Perayaan Natal YESUS KRISTUS dirayakan sebagai perwujudan kegembiraan umat manusia atas anugerah Allah melalui kelahiran Yesus Kristus. Namun sayang sekali, perayaan ini telah bergeser dari makna rohaninya kepada implikasi praktis yang mengumbar kegembiraan dan pesta pora. Perayaan natal kita menjadi perayaan sekuler dengan simbol rohani; kandang hewan, palungan, dan lampin usang, hanya sekedar simbol belaka dan maknanya tidak menyentuh realitas perayaan kita. Kita menjadikan perayaan ini berpusat pada diri kita sendiri, dan bukan pada Yesus. Pemaknaan tentang kasih Allah, ketaatan, kerendahan hati dan kesederhanaan hanya sebatas khotbah saja, sebab hal ini telah berubah menjadi perayaan bergengsi, yang menunjukkan kehebatan kita. (Bersambung…)

Category
Tags

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *